Puisi: Layang-Layang (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Layang-Layang" karya Afrizal Malna adalah karya sastra yang mendalam dan memuat banyak elemen simbolis.
Layang-Layang


Anakku matanya batu. membawa laut membawa angin,
dengan pensil mencoret-coret sungai. anakku matanya
batu mencoret-coret maut di tangan. menulisi kebencian di
jalan-jalan

dia mencari pengubur tuhan

menyilet-nyilet kota di kakinya. memasuki daerah hidup.
mencoret-coret manusia di kertas layang-layang. anakku
memanggil kupu-kupu plastik memanggil tuhan plastik:
menyatakan cinta.

anakku layang-layang
mencari tali temali di langit.

1980

Sumber: Abad yang Berlari (1984)

Analisis Puisi:
Puisi "Layang-Layang" karya Afrizal Malna adalah karya sastra yang mendalam dan memuat banyak elemen simbolis.

Batu dan Laut: Puisi ini dimulai dengan gambaran mata anak yang "batu" yang membawa laut dan angin. Ini dapat diartikan sebagai sifat anak yang mungkin kasar atau keras, seperti batu. Dalam penggambaran ini, laut dan angin adalah elemen alam yang mencirikan kebebasan dan perubahan.

Pensil dan Sungai: Anak ini menggunakan pensil untuk "mencoret-coret sungai." Hal ini mungkin mengacu pada kreativitas dan kebebasan anak untuk mengekspresikan diri dengan cara apapun. Sungai adalah lambang kehidupan yang terus mengalir dan berubah.

Mencoret-coret Maut: Pemakaian kata "mencoret-coret maut" mungkin merujuk pada pemahaman anak tentang kematian. Dia mungkin mencoba memahami dan mengungkapkan konsep ini melalui seni dan tulisan.

Mencoret Manusia di Jalan-Jalan: Dalam usahanya mencari arti dan makna dalam hidup, anak ini tampaknya mencoba memahami manusia dan kehidupan di sekitarnya. Dia mengamati dan mencoret-coret "manusia" di "kertas layang-layang," yang bisa diartikan sebagai upaya untuk memahami keberadaan manusia melalui karya seni.

Mencari Pengubur Tuhan: Teks ini menunjukkan bahwa anak ini memiliki pertanyaan yang mendalam tentang agama dan keyakinan. Dia mencari "pengubur tuhan," mungkin sebagai cara untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi dan agama.

Kupu-Kupu Plastik dan Tuhan Plastik: Kupu-kupu adalah simbol keindahan dan transformasi. Anak ini memanggil "kupu-kupu plastik" dan "tuhan plastik," yang mungkin mencerminkan kedalaman dan kerumitan pemahamannya tentang kehidupan, keindahan, dan eksistensi.

Layang-Layang: Puisi ini berjudul "Layang-Layang," dan anak ini mencari "tali temali di langit." Layang-layang adalah simbol kebebasan, tetapi juga dapat melambangkan keinginan untuk menghubungkan diri dengan sesuatu yang lebih besar atau lebih tinggi.

Puisi ini adalah pengejaran pemikiran yang mendalam tentang eksistensi, agama, dan keinginan untuk memahami kehidupan. Pemilihan kata dan simbolisme yang digunakan oleh Afrizal Malna menciptakan gambaran yang kaya dan merangsang pemikiran. Ini adalah sebuah karya yang mendalam dan memungkinkan berbagai interpretasi.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Layang-Layang
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.