Puisi: Kronik (Karya Beni Setia)

Puisi "Kronik" karya Beni Setia menghadirkan gambaran kritis terhadap keadaan sosial dan politik pada masa tertentu, khususnya terkait dengan ...
Kronik

Simpan sperma kalian
sebelum pergi
perang ke Babilonia

Dan tentara remaja Amerika
menyelinap. Serentak
masturbasi mengumpulkan sperma

Ada yang sesuai program KB
seujung sendok teh,
yang kemaruk separuh botol bir

Lalu rebahan di bibir
fatamorgana menulis
wasiat: perang ini pasti membunuh ayah

Kenapa tidak ikut demontrasi anti-perang
berseru: jr, bila tak bisa? Residen lagi?
ngapain mesti? Nggulingkan Saddam Hussein?

Sementara Saddam Hussein
dengan kloning
menjadi berjuta - membelah diri

Menyuruk ke Palestina, mengecambah
di timur tengah, lalu menyelinap
dan memasang bom di kota-kota Amerika

masturbasi tak henti-henti
kloning agar tak mati
tahukah akan perang a la dolly yang asyik?

Make love not war - atawa
jaga kebersihan alat kelamin
dan tingkatkan produk kondom dunia.


Analisis Puisi:
Puisi "Kronik" karya Beni Setia adalah sebuah karya sastra yang menghadirkan gambaran kritis terhadap keadaan sosial dan politik pada masa tertentu, khususnya terkait dengan perang di Babilonia dan respons masyarakat Amerika terhadapnya.

Judul: "Kronik": Judul puisi ini, "Kronik," memberikan kesan bahwa puisi ini bertujuan sebagai catatan atau sejarah kejadian-kejadian yang terjadi. Pemilihan judul ini menunjukkan keinginan penulis untuk merangkum dan merekam suatu periode atau peristiwa tertentu dalam bentuk puisi.

Simpan Sperma dan Perang ke Babilonia: Baris pembuka menciptakan gambaran yang mencolok dengan ajakan untuk menyimpan sperma sebelum perang ke Babilonia. Ini bisa diartikan sebagai ungkapan ironi terhadap tindakan penuh kekerasan dan penghancuran yang akan terjadi dalam perang tersebut, dan pemilihan kata "sperma" memberikan sentuhan provokatif pada puisi.

Tentara Remaja Amerika dan Masturbasi: Puisi menggambarkan tentara remaja Amerika yang, sambil menyelinap, melakukan aktivitas masturbasi untuk mengumpulkan sperma. Aktivitas ini diungkapkan secara eksplisit dan diarahkan pada gambaran kehidupan remaja yang mungkin terlibat dalam kegiatan seksual tanpa pertimbangan dan tanggung jawab.

Rebahan di Bibir Fatamorgana dan Wasiat Perang: Baris selanjutnya menyajikan gambaran rebahan di bibir fatamorgana yang menulis wasiat. Ini bisa diartikan sebagai tindakan yang tidak rasional atau tidak masuk akal dalam menghadapi konflik, di mana perang di Babilonia menjadi suatu bentuk "wasiat" yang mungkin membawa dampak buruk, terutama bagi generasi penerus.

Demonstrasi Anti-Perang dan Pertanyaan Terbuka: Puisi kemudian menciptakan narasi yang melibatkan demonstrasi anti-perang dan pertanyaan kritis mengenai tujuan dan dampak dari perang tersebut. Penolakan untuk ikut serta dalam demonstrasi dan pertanyaan retoris memberikan sentuhan ironi terhadap sikap masyarakat terhadap konflik.

Saddam Hussein dan Kloning: Puisi menyinggung tentang Saddam Hussein dan kloning, menciptakan citra politik yang kompleks. Kloning Saddam Hussein bisa diartikan sebagai gagasan bahwa kebijakan dan konflik politik dapat menggandakan dampaknya di berbagai tempat, seperti yang diilustrasikan dalam puisi ini.

Masturbasi Tak Henti-Henti dan Kritik terhadap Perang: Dalam penutup, puisi menyajikan konsep masturbasi yang tak henti-henti sebagai simbol dari tindakan berulang-ulang dan terus menerus dalam konflik dan kekerasan. Kritik terhadap perang dan ajakan untuk "make love not war" menunjukkan aspirasi penulis akan perdamaian dan ketidaksetujuan terhadap kekerasan.

Puisi "Kronik" karya Beni Setia menghadirkan suatu satire terhadap perang dan kondisi sosial pada masa tertentu. Puisi ini menggunakan gambaran-gambaran provokatif dan ironi untuk menyampaikan pesan kritis terhadap kegagalan manusia dalam menangani konflik dan kekerasan.

Beni Setia
Puisi: Kronik
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.