Puisi: Nakula-Sadewa (Karya Beni Setia)

Puisi "Nakula-Sadewa" karya Beni Setia menggambarkan konflik internal dan pertanyaan yang muncul dalam proses pemahaman diri dan identitas.
Nakula-Sadewa

Dulu: pencinta ulung itu
membelah cermin: aku
dan bayanganku terpisah

Siapa yang lebih utama
antara kami? Ibu kunti
menerima kami seperti
merelakan ayah dan ibu moksa.

Pada satu saat harus dipilih:
aku atau kau - yang tinggal
di antara yang tersisa. Yudistira.

Wajah lelah di raut telaga
tak menjelaskan: siapa
yang dipilih raut gelombang?

Analisis Puisi:

Puisi "Nakula-Sadewa" karya Beni Setia adalah sebuah refleksi tentang konflik internal dan pertanyaan tentang identitas. Dalam puisi ini, penyair mengeksplorasi tema-tema seperti pemisahan diri, pertentangan batin, dan pertanyaan tentang siapa yang lebih penting atau utama dalam konteks hubungan.

Judul: Judul puisi, "Nakula-Sadewa", merujuk pada dua karakter dalam wiracarita Mahabharata yang merupakan saudara kembar. Namun, penyair menggunakan judul ini sebagai simbol untuk mengeksplorasi hubungan konflik antara dua sisi diri atau dua pilihan yang mungkin dihadapi seseorang.

Pemisahan Diri: Di baris pertama, "membelah cermin: aku / dan bayanganku terpisah", penyair menggambarkan pemisahan diri atau perpecahan internal. Ini mungkin mencerminkan perjuangan individu untuk memahami identitasnya sendiri dan menghadapi pertanyaan tentang siapa dirinya sebenarnya.

Konflik Identitas: Pertanyaan tentang siapa yang lebih utama atau penting di antara Nakula dan Sadewa menjadi pusat dari konflik yang digambarkan dalam puisi ini. Meskipun keduanya merupakan saudara kembar dan memiliki hubungan yang kuat, namun mereka dihadapkan pada pilihan yang sulit dan konflik batin tentang pilihan yang harus mereka buat.

Pilihan dan Pertentangan: Penyair menyoroti momen penting di mana pilihan harus dibuat, yang mengisyaratkan konflik internal yang mendalam. Kehadiran Yudistira, saudara mereka yang lain, dalam pertanyaan tentang siapa yang harus dipilih menunjukkan kompleksitas hubungan dan konflik yang mungkin timbul di antara mereka.

Misteri dan Ketidakpastian: Puisi ini diakhiri dengan pertanyaan tentang siapa yang dipilih oleh raut gelombang, yang menambahkan elemen misteri dan ketidakpastian terhadap nasib karakter-karakter dalam puisi. Ini mungkin mencerminkan kompleksitas kehidupan dan ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya memahami arah atau pilihan yang akan dihadapi.

Puisi "Nakula-Sadewa" menggambarkan konflik internal dan pertanyaan yang muncul dalam proses pemahaman diri dan identitas. Melalui metafora dan gambaran yang kuat, penyair mengundang pembaca untuk merenungkan tentang pertentangan batin dan pilihan yang mungkin dihadapi dalam kehidupan.

Beni Setia
Puisi: Nakula-Sadewa
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.