Puisi: Sujud (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Sujud" karya Mustofa Bisri merenungkan konsep sujud dan persembahan, menawarkan pemikiran mendalam tentang kesadaran, keterhubungan, dan ...
Sujud

Bagaimana kau hendak bersujud pasrah
sedang wajahmu yang bersih sumringah
keningmu yang mulia
dan indah begitu pongah
minta sajadah
agar tak menyentuh tanah.

Apakah kau melihatnya
seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu
dengan congkak,
tanah hanya patut diinjak,
tempat kencing dan berak
membuang ludah dan dahak
atau paling jauh hanya jadi lahan
pemanjaan nafsu
serakah dan tamak.

Apakah kau lupa
bahwa tanah adalah bapak
dari mana ibumu dilahirkan,
tanah adalah ibu yang menyusuimu
dan memberi makan
tanah adalah kawan yang memelukmu
dalam kesendirian
dalam perjalanan panjang
menuju keabadian.

Singkirkan saja
sajadah mahalmu
ratakan keningmu,
ratakan heningmu,
tanahkan wajahmu,
pasrahkan jiwamu,
biarlah rahmat agung
Allah membelai
dan terbanglah kekasih.

15/5/1993

Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Sujud" karya Mustofa Bisri membahas perbincangan mengenai sujud dan persembahan, menggambarkan ketegangan antara tindakan bersujud yang penuh kehormatan dan perasaan terhadap tanah sebagai simbol kesucian.

Ketegangan dalam Sujud: Penyair mengeksplorasi ketidaksepakatan dalam sikap sujud. Ia menggambarkan rasa hormat yang dilekatkan pada tindakan sujud, namun juga merenungkan kegagalan dalam memahami nilai dan kepentingan dari menyentuh tanah.

Simbolisme Tanah: Penyair mengangkat simbolisme tanah, menunjukkan bagaimana kekhawatiran atas sentuhan dengan tanah merupakan suatu kesombongan. Dia menyoroti bagaimana tanah seharusnya dihargai sebagai asal muasal dan tempat kelahiran, melambangkan kesuburan, ketenangan, dan perasaan keterhubungan.

Kesadaran dan Keterhubungan: Puisi mengajak untuk memahami keterhubungan yang mendasari eksistensi manusia. Dalam menyangkal kepatuhan akan hakikatnya, seseorang mungkin kehilangan kesadaran atas sumber kehidupan yang memberikan kesuburan, perlindungan, dan pemeliharaan.

Pesan dan Kritik Sosial: Dalam penggambaran tanah sebagai simbol ibu dan bapak, penyair mungkin ingin menyuarakan kritik terhadap kecenderungan manusia yang sombong, menyalahgunakan atau mengabaikan nilai dan kedalaman makna tanah.

Puisi "Sujud" menciptakan dialog yang intens antara penghormatan kepada tradisi keagamaan dan ketidakmampuan atau ketidakmungkinan untuk merangkul nilai-nilai fundamental yang diwakili oleh tanah. Melalui pertentangan dan makna simbolis, penyair merenungkan konsep sujud dan persembahan, menawarkan pemikiran mendalam tentang kesadaran, keterhubungan, dan nilai-nilai yang terkadang terabaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Mustofa Bisri
Puisi: Sujud
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.