Puisi: Kediam-diaman (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Kediam-diaman" mengeksplorasi dinamika komunikasi dan keheningan dalam hubungan manusiawi. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun ...
Kediam-diaman

Masihkah kita mesti bicara
- apa yang lebih menusuk dari mata? -
diam dan bunuh setiap kata.

Jika ingin masih
julurkan lidahmu ke mulutku penuh kasih
membeku setiap tanya
dalam dada.

Hidup dari mimpi ke lain ranjang
menunggu pintu terbuka lapang.

Sumber: Pesta (1956)

Analisis Puisi:

Puisi "Kediam-diaman" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang singkat namun sarat dengan makna dan refleksi tentang komunikasi, keheningan, dan pengalaman hidup manusia.

Tema Utama, Komunikasi dan Keheningan: Puisi ini secara halus membahas tentang pentingnya komunikasi yang autentik dan keheningan dalam hubungan manusiawi. Pertanyaan "Masihkah kita mesti bicara" mengisyaratkan tentang pentingnya pembicaraan yang jujur dan terbuka dalam hubungan. Namun, puisi ini juga mengeksplorasi keheningan sebagai alternatif dari percakapan yang kosong atau menusuk. Kediam-diaman di sini bukan hanya tentang keheningan fisik, tetapi juga keheningan emosional yang bisa mendalam dan berarti.

Keheningan sebagai Bentuk Ekspresi: Dalam puisi ini, keheningan tidak hanya dipandang sebagai ketiadaan percakapan, tetapi juga sebagai bentuk ekspresi yang kuat. Diam dan bunuh setiap kata mencerminkan keputusan untuk mengekspresikan diri melalui keheningan daripada dengan kata-kata. Pilihan ini mungkin merupakan respons terhadap kekosongan atau kelemahan dalam komunikasi verbal.

Pengalaman Hidup yang Tersirat: Baris terakhir puisi, "Hidup dari mimpi ke lain ranjang / menunggu pintu terbuka lapang", memberikan kesan tentang perjalanan hidup yang penuh dengan harapan dan penantian. Metafora "lain ranjang" dan "pintu terbuka lapang" mengisyaratkan tentang perubahan dan harapan akan sesuatu yang baru atau lebih baik di masa depan.

Puisi "Kediam-diaman" mengeksplorasi dinamika komunikasi dan keheningan dalam hubungan manusiawi. Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat, Ajip Rosidi berhasil menyampaikan pesan tentang kekuatan keheningan sebagai bentuk ekspresi dan refleksi dalam hidup manusia. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna di balik kata-kata dan untuk memahami pentingnya komunikasi yang otentik dan terbuka dalam hubungan manusiawi.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Kediam-diaman
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.