Puisi: Lemah Abang Teratak Agung (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Lemah Abang Teratak Agung" karya Diah Hadaning menghadirkan serangkaian sajak yang merenungkan tentang sejarah dan warisan budaya Jawa, ...
Lemah Abang Teratak Agung (1)

Lemah Abang:
teratak agung
luka sejarah
Syeh Siti Jenar
antara kebenaran
antara keraguan
antara kesaksian.

Lemah Abang:
nama tua anggun
hapus dari ubun-ubun
lama lumbutan
lama ambyar
merjan dan kemuliaan
terbawa Syeh di keabadian.

Lemah Abang:
di umur-umurku
menjelma kisah baru
galau risau galau haru
Syeh di sini anak cucu
Syeh di sini ruh itu
Jawa dan mahkota bencana.

Lemah Abang Teratak Agung (2)

Orang hanya mencatat pembaruan
orang hanya menghitung angka jantan
rela merejam rahim ibu bumi
bapa angkasa 'natap diam di cakrawala.

Terpana aku
ya moyangku
dalam otakku
muncul naga kepala tujuh
siap menghordah
sisa sejarah
ya moyangku
terpana aku.

Kini ramai dalam bincang para bijak
roh moyangku bangkit hilang hening
wahai Wong Suci penyimpan warna gadung
jangan batukan Lemah Abang di Ujung.

Bogor, April 1995

Analisis Puisi:

Puisi "Lemah Abang Teratak Agung" karya Diah Hadaning menghadirkan serangkaian sajak yang merenungkan tentang sejarah dan warisan budaya Jawa, dengan fokus pada tokoh Syeh Siti Jenar.

Penghormatan Terhadap Sejarah: Penyair menghormati dan merenungkan sejarah dengan memperkenalkan tokoh Lemah Abang dan Syeh Siti Jenar. Puisi ini merupakan pengakuan akan keberadaan dan pengaruh tokoh-tokoh ini dalam budaya Jawa, serta pembawaan risiko yang terkait dengan kebenaran dan kesaksian.

Konflik Identitas dan Kepercayaan: Puisi ini menyoroti konflik internal dan eksternal antara kebenaran dan keraguan, serta perjuangan untuk mempertahankan identitas budaya dan spiritualitas dalam menghadapi tantangan zaman.

Simbolisme Budaya Jawa: Dengan merujuk pada tokoh-tokoh seperti Syeh Siti Jenar dan Lemah Abang, puisi ini memperkaya makna dengan simbolisme budaya Jawa yang kaya. Simbol-simbol ini menciptakan lanskap emosional yang mendalam dan kompleks.

Ketegangan Antara Tradisi dan Modernitas: Penyair mengeksplorasi ketegangan antara tradisi dan modernitas, yang tercermin dalam perjuangan untuk memahami dan mempertahankan nilai-nilai budaya dalam dunia yang terus berubah.

Perwakilan Roh Moyang: Penggunaan istilah "moyang" dan gambaran naga kepala tujuh menciptakan suasana mistis yang merujuk pada warisan spiritual dan kearifan nenek moyang.

Panggilan untuk Melestarikan Warisan Budaya: Puisi ini menciptakan panggilan yang kuat untuk menjaga dan menghargai warisan budaya Jawa, serta memperingatkan terhadap bahaya kehilangan dan lupa akan akar budaya dan spiritualitas.

Puisi "Lemah Abang Teratak Agung" adalah sebuah karya sastra yang mendalam yang merenungkan tentang sejarah, identitas budaya, dan perjuangan spiritualitas dalam budaya Jawa. Dengan menggunakan tokoh-tokoh sejarah dan simbolisme budaya, penyair berhasil menciptakan lanskap emosional yang kaya dan kompleks. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan nilai-nilai budaya dan spiritual yang terkandung dalam warisan nenek moyang, serta menegaskan pentingnya melestarikan dan menghormati warisan budaya untuk generasi mendatang.

Puisi: Lemah Abang Teratak Agung
Puisi: Lemah Abang Teratak Agung
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.