Puisi: Mozaik Bulan Juni (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Mozaik Bulan Juni" karya Diah Hadaning menggambarkan suasana bulan Juni yang penuh dengan kegiatan dan semangat kemerdekaan di Jakarta ....
Mozaik Bulan Juni


Orang-orang masih berkumpul
suara-suara penuhi udara
spanduk-spanduk masih digelar
menghantar jiwa yang mekar.

Gelar seni di sanggar-sanggar
orang menari dan berikrar
instalasi di halaman
dibingkai suara tetabuhan
bulan semakin tinggi
bincang mengiring dini hari.

Getar sukma di kampus-kampus
indahnya nuansa merdeka
matahari menjadi bunga
anak muda berambut panjang
sesekali berlari dan melenggang
di jantungnya debar juang.

Orang-orang masih mencari
di antara hangar-binger reformasi
seniman bermozaik di Semanggi
orang-orang merasa terwakili.

Jakarta tak pernah tidur
Jakarta warna-warna yang melebur.


Juli, 1998

Analisis Puisi:
Puisi "Mozaik Bulan Juni" karya Diah Hadaning menggambarkan suasana bulan Juni yang penuh dengan kegiatan dan semangat kemerdekaan di Jakarta. Puisi ini menggambarkan berbagai peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama bulan Juni, dengan berbagai elemen seni, semangat juang, dan warna-warni yang melebur.

Puisi ini dimulai dengan penggambaran orang-orang yang masih berkumpul, dengan suara-suara yang memenuhi udara. Spanduk-spanduk juga masih digelar, menghantar jiwa yang mekar dalam semangat kemerdekaan. Di sanggar-sanggar, gelar seni diadakan, orang-orang menari dan berikrar. Instalasi seni di halaman dipadukan dengan suara tetabuhan, menciptakan suasana yang membangkitkan semangat. Bulan semakin tinggi, dan obrolan terdengar hingga dini hari.

Getar sukma di kampus-kampus terasa, dengan nuansa merdeka yang indah. Matahari menjadi bunga, dan anak muda dengan rambut panjang berlari dan melenggang dengan semangat juang di dalam hati mereka. Pencarian dan perjuangan masih berlanjut di tengah hangar-binger reformasi. Seniman-seniman dengan berbagai mozaiknya berkumpul di Semanggi, dan orang-orang merasa terwakili oleh mereka.

Puisi ini juga menekankan bahwa Jakarta tidak pernah tidur, selalu bergerak dan berwarna. Jakarta menjadi simbol kehidupan yang terus berjalan, dan warna-warna yang beragam melebur menjadi satu dalam semangat kemerdekaan dan semangat seni.

Secara keseluruhan, "Mozaik Bulan Juni" menggambarkan semangat dan kehidupan di Jakarta selama bulan Juni yang penuh dengan perayaan kemerdekaan, kegiatan seni, semangat juang, dan warna-warni kehidupan yang terus bergerak. Puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan atmosfer bulan Juni yang meriah dan bersemangat di ibukota Indonesia.

"Puisi: Mozaik Bulan Juni (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Mozaik Bulan Juni
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.