Puisi: Pantun Musim Dingin (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Pantun Musim Dingin" karya Ajip Rosidi bukan hanya menggambarkan fenomena alam, tetapi juga menyampaikan pesan filosofis tentang kehidupan, ...
Pantun Musim Dingin

Di musim dingin salju pun turun
Hanya hamparan putih terlihat;
Usia bertambah dari tahun ke tahun
Kian dekat ke liang lahat.

Di musim dingin salju semata
Bumi beku pohon-pohon gundul;
Kalau waktunya kelak tiba
Apakah denganmu 'kan berkumpul.

Di musim dingin segalanya sepi
Burung terbang menembus mega;
Tak penasaran aku kan mati
Asal denganmu dapat berjumpa.

Sumber: Pantun Anak Ayam (2006)

Analisis Puisi:

Puisi "Pantun Musim Dingin" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana dan refleksi tentang musim dingin dengan menggunakan bentuk puisi tradisional Melayu, yaitu pantun. Dalam puisi ini, Ajip Rosidi menggambarkan musim dingin sebagai metafora dari kehidupan, perubahan, dan pertemuan dengan kematian.

Gambaran Musim Dingin: Penyair menggambarkan musim dingin dengan keindahan salju yang turun, menciptakan pemandangan yang tenang dan hening. Namun, di balik keindahan itu, ada kesan sepi dan kesendirian yang menggelayuti suasana musim dingin.

Metafora Usia dan Kematian: Salju dan musim dingin digunakan sebagai simbol usia yang bertambah. Penyair menyinggung tentang dekatnya ke liang lahat, merujuk pada kematian yang semakin mendekat seiring bertambahnya usia seseorang.

Perasaan Menjelang Kematian: Penyair mengekspresikan perasaannya yang tenang dan siap menghadapi kematian. Meskipun musim dingin dan kematian membawa kesepian, ia tidak merasa takut. Sebaliknya, ia berharap bisa bertemu dengan orang yang dicintainya saat kematian tiba.

Rindu akan Pertemuan: Puisi ini mencerminkan rindu akan pertemuan, baik dalam kehidupan maupun kematian. Meskipun musim dingin membawa kesendirian, tetapi rindu untuk bertemu dengan orang yang dicintai tetap menghangatkan hati.

Keindahan dalam Kedamaian: Meskipun musim dingin dan kematian membawa kesepian, namun ada keindahan dalam kedamaian dan ketenangan yang tercipta. Salju yang turun, pohon yang gundul, dan burung yang terbang menciptakan suasana yang penuh dengan keindahan alam.

Dengan demikian, puisi "Pantun Musim Dingin" bukan hanya menggambarkan fenomena alam, tetapi juga menyampaikan pesan filosofis tentang kehidupan, kematian, dan harapan akan pertemuan di masa mendatang. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti kehidupan dan kematian serta menikmati keindahan alam dalam setiap musimnya.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Pantun Musim Dingin
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.