Puisi: Sebidang Tanah Luluh dalam Geguritan (Karya Diah Hadaning)

Puisi: Sebidang Tanah Luluh dalam Geguritan Karya: Diah Hadaning
Sebidang Tanah Luluh dalam Geguritan


Sebidang tanah, daging bapakku
atasnya 'ngalir sungai air mata ibuku
udaranya, kesiur angin desah nafasku
berlaksa cacing munculkan kesuburan
para kerabat lalu bertanam
dan bertikai sepanjang waktu
daging cabik, bapa lubuk kediaman
sungai dangkal, ibu belik kearifan
nafas terengah, udara seguci tuba.

Sebidang tanah terus diperebutkan
bapa ibuku luluh oleh kemunafikan
lembah telanjang tanpa warna bunga
kasih Tuhan membuka seribu pintu
angkara kerabat 'nutup kembali pintu
sebidang tanah kini traumaku
mengoyak malam-malam heningku.

Lorong-lorong gelap cari cahaya sendiri
dalam hening dan laku hanya ada aksara
sebidang tanah purba akhirnya kumengerti
cangkuli dia dengan hati kasih sayang
cangkuli dia dengan hati 'lulur tembang
daging bapaku kan makin harum aroma
air mata ibuku 'kan makin bening kaca
anginnya 'kan makin ramah menyapa
bunga memusim mentari kemilau.


Jakarta, Juli, 1988

"Puisi: Sebidang Tanah Luluh dalam Geguritan (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Sebidang Tanah Luluh dalam Geguritan
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.