Puisi: Dalam Setiap Diri Kita (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Dalam Setiap Diri Kita" menggambarkan pergeseran budaya, kehilangan esensi kehidupan tradisional, dan tindakan destruktif dalam masyarakat ...
Dalam Setiap Diri Kita


Dalam setiap diri kita, berjaga-jaga
segerombolan serigala.
Di ujung kampung, lewat pengeras suara,
para kyai menanyai setiap selokan,
setiap lubang di tengah jalan,
dan setiap tikungan;
para pendeta menghardik setiap pagar,
setiap pintu yang terbuka,
dan setiap pekarangan.
Gamelan jadi langka. Di keramaian kota
kita mencari burung-burung
yang diusir dari perbukitan
dan suka bertengger sepanjang kabel listrik,
yang mendadak lenyap begitu saja
sejak sering terdengar
suara senapan angin orang-orang berseragam itu.
Entah kena sawan apa, rombongan sulap itu
membakar kota sebagai permainannya.


Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Dalam Setiap Diri Kita" karya Sapardi Djoko Damono menggambarkan citra perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat, melalui metafora segerombolan serigala yang melambangkan kekuatan atau entitas yang mengintai dan mengganggu di dalam diri kita.

Keberadaan Ancaman dalam Diri Kita: Penyair menggunakan metafora serigala sebagai representasi dari ancaman atau ketidakpastian yang ada dalam diri manusia. Hal ini mewakili kecenderungan alamiah manusia terhadap kekuatan atau entitas yang mungkin merusak atau mengganggu kedamaian.

Resonansi Pertanyaan dan Hardik Para Figur Otoritas: Puisi menyajikan para kyai dan pendeta yang bertanya, menginterogasi, dan menghardik, menciptakan nuansa pertanyaan dan tuntutan otoritas pada masyarakat. Ini menggambarkan proses evaluasi dan penilaian yang konstan terhadap lingkungan sekitar.

Perubahan Lingkungan: Penyair menyoroti perubahan di lingkungan sekitar, seperti hilangnya gamelan dan migrasi burung dari pegunungan ke kota. Puisi ini menyoroti pergeseran budaya dan lingkungan serta kehilangan esensi kehidupan tradisional dan harmoni dengan alam.

Permainan yang Merusak: Penyair menggambarkan seruan penyesalan terkait dengan destruktifitas perilaku dalam masyarakat, misalnya kelompok sulap yang membakar kota sebagai permainan. Hal ini mencerminkan kerusakan lingkungan dan budaya yang disebabkan oleh tindakan manusia.

Kritik terhadap Perubahan Sosial: Puisi ini menyampaikan kritik terhadap perubahan sosial dan budaya yang membawa kerusakan, seperti hilangnya tradisi, alam yang terganggu, serta tindakan destruktif dalam masyarakat.

Puisi "Dalam Setiap Diri Kita" adalah sebuah puisi yang menyoroti ancaman dalam diri manusia dan perubahan sosial yang merusak lingkungan dan budaya. Melalui metafora serigala dan pertanyaan serta hardikan para figur otoritas, puisi ini menggambarkan pergeseran budaya, kehilangan esensi kehidupan tradisional, dan tindakan destruktif dalam masyarakat yang mempengaruhi harmoni dengan alam. Ini merupakan refleksi kritis akan perubahan dan ancaman di dalam masyarakat manusia.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Dalam Setiap Diri Kita
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.