Puisi: Desember (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Desember" karya Joko Pinurbo menggambarkan perasaan kesendirian, ketidakpastian, dan perubahan yang sering terjadi selama musim liburan.
Desember


Ingin kumimpikan banyak hal
dan pergi ke malam yang jauh
sambil membayangkan semuanya bakal kekal.
Di musim yang rusuh ini, di musim yang resah ini
hangatkan hari yang sebentar lagi tanggal.

Kau menungguku di sebuah pintu
dan aku datang melalui pintu yang tak kaulihat.
Aku duduk di sudut yang gelap.
Di pesta itu aku cuma pelancong tersesat.

Tak usah menyesal, aku pulang
lebih awal dari jadwal. Aku ingin pergi
menghabiskan mimpi sebelum kabut datang
memenuhi ruangan dan bara api
di atas ranjang mendadak padam.

Di musim yang rusuh ini, di musim yang resah ini
hangatkan hari yang sebentar lagi tanggal,
hangatkan hati yang tetap tinggal.


1991

Analisis Puisi:
Puisi "Desember" karya Joko Pinurbo adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan dan suasana dalam bulan Desember. Dalam puisi ini, penyair merenungkan perasaan kesendirian dan ketidakpastian yang sering terjadi selama musim liburan.

Mimpi dan Kenyataan: Puisi ini dimulai dengan ekspresi keinginan untuk "mimpikan banyak hal" dan "pergi ke malam yang jauh" sambil berharap semuanya akan "kekal." Ini menciptakan nuansa keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan dan menghanyutkan diri dalam dunia mimpi yang lebih indah.

Musim yang Rusuh: Penyair menggambarkan bulan Desember sebagai "musim yang rusuh" dan "musim yang resah." Ini mungkin mencerminkan kegaduhan dan ketidakpastian yang sering terjadi selama liburan, di mana banyak orang merayakan bersama tetapi juga merasakan tekanan sosial dan perasaan kesendirian.

Pelarian dan Kepulangan: Puisi ini menciptakan gambaran seolah-olah penyair mencoba untuk melarikan diri dari sebuah pesta dan kemudian memutuskan untuk pulang lebih awal dari jadwal. Ini bisa diartikan sebagai keinginan untuk kembali kepada diri sendiri dan menghindari keramaian yang membuatnya merasa terasing.

Ketidakpastian: Puisi ini menciptakan suasana ketidakpastian dengan menggambarkan "kabut datang memenuhi ruangan" dan "bara api di atas ranjang mendadak padam." Ini bisa menggambarkan perasaan kebingungan atau ketidakjelasan tentang masa depan.

Pesan Akhir: Meskipun ada perasaan ketidakpastian, penyair menyimpulkan dengan pesan positif untuk "hangatkan hati yang tetap tinggal." Ini bisa diartikan sebagai pengingat bahwa di tengah segala ketidakpastian dan perubahan, penting untuk menjaga kehangatan dan kebahagiaan dalam hati kita sendiri.

Puisi "Desember" adalah karya sastra yang menggambarkan perasaan kesendirian, ketidakpastian, dan perubahan yang sering terjadi selama musim liburan. Penyair menciptakan gambaran yang kuat tentang suasana dan perasaan dalam bulan Desember, dan puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti yang lebih dalam di balik perayaan dan keramaian.

Puisi Desember
Puisi: Desember
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.