Puisi: Batu dalam Sepatu (Karya Afrizal Malna)

Puisi "Batu dalam Sepatu" karya Afrizal Malna menggambarkan pengalaman sehari-hari dan refleksi tentang waktu, kehidupan, serta perubahan yang ...
Batu dalam Sepatu

Selamat pagi Kamsudi, selamat pagi Busro, selamat pagi Remy dan Aidil yang marah. Kami masih di sini, di warung sop buntut kemarin, gelas kopi kemarin, asbak dan kursi plastik kemarin. Kami masih menjaga sebuah batu yang kami simpan dalam sepatu kami. Kami memotret tubuh kami sendiri di depan warung kopi, di samping tong sampah. Rambut putih yang putus dari kepala kami, setelah tertawa tertahan, dan hari kemarin masih di sini.

Selamat pagi, waktu. Selamat pagi semua yang telah menggantikan malam kami dengan cerita-cerita kecil. Waktu yang melapukkan atap kamar tidur kami, sebelum kami sempat terpulas, mengintip mimpi dari tembok-tembok berjamur. Hampir 50 tahun kami menunggu hingga sepatu kami kembali berubah menjadi kulit sapi. Waktu, seperti makhluk-makhluk asing yang beranak-pinak dalam tubuh kami. Puisi yang sampai sekarang tidak tahu bagaimana cara menuliskannya: 12 selimut untuk teman-teman dari Makassar. 12 selimut untuk teman-teman dari Padang dan Lampung.

Dan besok, besok kami akan datang lagi ke warung kemarin, ke Jalan Cikini kemarin yang telah menjadikan tubuh kami sebagai percobaan waktu untuk menunggu, percobaan menunggu untuk bisa melihat, percobaan melihat untuk mengenal kedatanganmu tak terduga. Percobaan untuk tetap berada di hari kemarin. Para gubernur datang dan berganti di kota ini, seperti permainan dalam kota-kota kolonial. Membuat peti telur untuk puisi dan teater.

Kemarin. Kami - kami tidak pernah tahu tentang hari ini dan hari esok. Dan batu lebih dalam lagi, lebih keras lagi, antara sepatu dan kulit sapi. Batu - untuk semua negeri yang terlalu curiga pada kebebasan, pada kemiskinan dan orang-orang yang masih tetap berjalan dengan kakinya.

Sumber: Kompas (6 Desember 2009)

Analisis Puisi:

Puisi "Batu dalam Sepatu" karya Afrizal Malna menggambarkan pengalaman sehari-hari dan refleksi tentang waktu, kehidupan, serta perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Representasi Kehidupan Sehari-hari: Puisi ini dimulai dengan ucapan selamat pagi kepada orang-orang tertentu dan objek-objek yang biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti warung kopi, gelas kopi, asbak, dan kursi plastik. Hal ini menciptakan suasana keakraban dan kebiasaan yang dikenali oleh pembaca.

Metafora Batu dalam Sepatu: Batu dalam sepatu menjadi metafora dari halangan atau beban yang dihadapi dalam kehidupan. Batu tersebut mewakili tantangan, ketidaknyamanan, atau perasaan terbebani yang terus dihadapi oleh pembicara.

Refleksi tentang Waktu: Puisi ini menyentuh tema waktu dengan cara yang mendalam. Pembicara merenungkan perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu, seperti atap yang melapuk dan rambut yang memutih. Ada juga penghargaan terhadap waktu yang terus berjalan dan menggantikan hal-hal yang dulu ada.

Kritik Sosial dan Politik: Penyair menyinggung tema politik dan sosial dengan menyebutkan tentang permainan kekuasaan dan kebijakan gubernur yang berganti-ganti. Ada juga kritik terhadap ketidakpastian masa depan dan kondisi sosial masyarakat yang terlalu curiga pada hal-hal yang berbeda.

Keterikatan dengan Masa Lalu: Puisi ini menunjukkan keinginan untuk tetap terikat dengan masa lalu dan kebiasaan yang dikenal, seperti kembali ke warung kopi kemarin dan menjaga hubungan dengan teman-teman dari berbagai daerah.

Kesimpulan Mendalam: Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menciptakan refleksi mendalam tentang perjalanan hidup, waktu, dan perubahan dalam kehidupan manusia. Batu dalam sepatu menjadi simbol dari tantangan dan beban yang terus dihadapi, namun juga mewakili kekuatan dan keteguhan dalam menghadapi kehidupan.

Dengan demikian, puisi "Batu dalam Sepatu" tidak hanya menggambarkan kehidupan sehari-hari, tetapi juga menyentuh tema-tema yang mendalam tentang waktu, politik, dan keterikatan dengan masa lalu.

Puisi Afrizal Malna
Puisi: Batu dalam Sepatu
Karya: Afrizal Malna

Biodata Afrizal Malna:
  • Afrizal Malna lahir pada tanggal 7 Juni 1957 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.