Puisi: Demokrasi Dunia Ketiga (Karya Agus R. Sarjono)

Puisi "Demokrasi Dunia Ketiga" karya Agus R. Sarjono mengangkat isu tentang demokrasi yang sering digaungkan di dunia ketiga atau negara-negara ....
Demokrasi Dunia Ketiga


Kalian harus demokratis. Baik, tapi jauhkan
tinju yang kau kepalkan itu dari pelipisku
bukankah engkau… Tutup mulut! Soal tinjuku
mau kukepalkan, kusimpan di saku
atau kutonjokkan ke hidungmu,
tentu sepenuhnya terserah padaku.
Pokoknya kamu harus demokratis. Lagi pula
kita tidak sedang bicara soal aku, tapi soal kamu
yaitu kamu harus demokratis!

Tentu saja saya setuju, bukankah selama ini
saya telah mencoba… Sudahlah! Kami tak mau dengar
apa alasanmu. Tak perlu berkilah
dan buang waktu. Aku perintahkan kamu
untuk demokratis, habis perkara! Ingat
gerombolan demokrasi yang kami galang
akan melindasmu habis. Jadi jangan macam-macam
Yang penting kamu harus demokratis.
Awas kalau tidak!

1998

Sumber: Suatu Cerita dari Negeri Angin (2001)

Analisis Puisi:
Puisi "Demokrasi Dunia Ketiga" karya Agus R. Sarjono mengangkat isu tentang demokrasi yang sering digaungkan di dunia ketiga atau negara-negara berkembang. Melalui bahasa yang lugas dan tegas, penulis menyuarakan keinginan untuk menerapkan demokrasi, namun dengan nada peringatan tentang konsekuensi jika hal itu tidak dilakukan. Berikut adalah analisis dari puisi ini:

Tuntutan untuk Demokratis: Puisi ini mencerminkan tuntutan untuk menerapkan prinsip demokrasi dalam sebuah negara. Penulis menegaskan bahwa para penguasa atau masyarakat harus menjadi demokratis dalam segala aspek kehidupan dan kebijakan pemerintahan.

Peringatan Tentang Kekerasan: Penulis menggambarkan ancaman kekerasan atau tinju yang dipegang sebagai metafora atas tekanan atau keterpaksaan untuk menerapkan demokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam banyak kasus, demokrasi dipaksakan dengan cara-cara yang tidak selalu damai atau sesuai dengan semangat demokrasi itu sendiri.

Asimetri dalam Demokrasi: Penulis menyoroti bahwa dalam situasi dunia ketiga, seringkali ada ketidakseimbangan atau asimetri dalam penerapan demokrasi. Mungkin ada pihak yang memaksakan atau menuntut demokrasi dari orang lain, tetapi tanpa memberikan contoh atau kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam proses demokratis.

Kritik terhadap "Gerombolan Demokrasi": Puisi ini menyuarakan kritik terhadap kelompok atau entitas yang mengklaim sebagai pelindung demokrasi atau membela nilai-nilai demokrasi. Penulis menegaskan bahwa sejatinya demokrasi harus dijalankan oleh seluruh masyarakat, dan bukan menjadi hak prerogatif tertentu saja.

Ancaman dan Kepentingan Mendukung Demokrasi: Penulis menekankan bahwa penerapan demokrasi dalam dunia ketiga bukan hanya sebagai tuntutan kosong, tetapi sebagai hal yang penting dan mendesak untuk dijalankan. Ancaman yang disampaikan menunjukkan bahwa ketidakdemokratisan bisa menyebabkan konsekuensi negatif yang merugikan pihak-pihak tertentu.

Puisi "Demokrasi Dunia Ketiga" karya Agus R. Sarjono adalah sebuah kritik sosial terhadap situasi demokrasi di negara-negara berkembang. Penulis menuntut adanya demokrasi yang sejati, namun juga menyoroti tindakan-tindakan yang asimetris dan tidak damai dalam mencapainya. Puisi ini mencerminkan semangat untuk memperjuangkan demokrasi, namun juga menyuarakan peringatan tentang bahaya jika nilai-nilai demokrasi itu sendiri tidak dihormati dan dipraktikkan dengan baik.

Agus R. Sarjono
Puisi: Demokrasi Dunia Ketiga
Karya: Agus R. Sarjono

Biodata Agus R. Sarjono:
  • Agus R. Sarjono lahir pada tanggal 27 Juli 1962 di Ban­dung, Jawa Barat, Indonesia.
  • Agus R. Sarjono aktif menulis puisi, esai, cerpen, kritik, dan drama. Ia juga dikenal sebagai editor dan penerjemah.
© Sepenuhnya. All rights reserved.