Puisi: Malam (Karya Chairil Anwar)

Puisi "Malam" karya Chairil Anwar penuh dengan kegelapan dan ketidakpastian. Penyair menciptakan gambaran malam sebagai waktu yang misterius dan ...
Malam

Mulai kelam
belum buntu malam,
kami masih berjaga
—Thermopylae? — 
—jagal tidak dikenal? — 
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam
                                hilang....

1945

Sumber: Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)

Analisis Puisi:
Puisi "Malam" karya Chairil Anwar adalah karya yang penuh dengan kegelapan dan ketidakpastian. Penyair menciptakan gambaran malam sebagai waktu yang misterius dan tidak menentu.

Atmosfer Kegelapan dan Kehilangan: Dari awal puisi, atmosfer kegelapan sangat kentara. Malam yang digambarkan belum mencapai puncak kegelapan (belum buntu malam), namun suasana yang tersirat menunjukkan ketidakpastian dan rasa hilang. Kegelapan menciptakan nuansa misterius dan sedikit menakutkan.

Citra Thermopylae dan Jagal Tidak Dikenal: Penyair menyelipkan referensi ke Thermopylae, suatu pertempuran kuno di Yunani yang terkenal karena keteguhan pasukan kecil yang melawan pasukan besar. Kemudian, penyair menyebut jagal tidak dikenal, menciptakan gambaran ketidakpastian dan bahaya yang mengancam.

Tensi dan Antisipasi: Ketegangan dan antisipasi mencakup perasaan para penjaga (kami) yang berjaga di malam yang belum buntu. Pertanyaan yang diajukan dalam puisi menciptakan perasaan misteri dan ketidakpastian terkait nasib mereka.

Ketidakpastian Waktu: Penyair menyatakan bahwa sebelum siang membentang, mereka sudah tenggelam dan hilang. Pernyataan ini menciptakan perasaan urgensi dan ketidakpastian waktu. Apakah siang membentang dengan cepat ataukah kehilangan terjadi begitu mendalam sehingga mereka tenggelam tanpa bisa melihatnya?

Gaya Bahasa yang Singkat dan Padat: Chairil Anwar dikenal dengan gaya bahasanya yang singkat dan padat. Dalam puisi ini, setiap kata dipilih dengan cermat untuk menyampaikan maksudnya. Kesederhanaan gaya bahasa ini menciptakan kekuatan ekspresi dan mendalamkan makna puisi.

Pemilihan Kata yang Tepat: Penyair menggunakan kata-kata yang tepat untuk menciptakan atmosfer yang diinginkan. Kata-kata seperti "kelam," "jagal tidak dikenal," dan "tenggelam" memberikan warna gelap dan dramatis pada puisi, menggambarkan malam sebagai waktu yang penuh ketidakpastian.

Secara keseluruhan, "Malam" karya Chairil Anwar adalah sebuah puisi yang menggambarkan malam sebagai waktu yang misterius, gelap, dan penuh dengan ketidakpastian. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kuat, penyair menciptakan atmosfer yang mengundang pembaca untuk merenung tentang arti dan makna dari setiap kata dan citra yang digunakan.

Chairil Anwar
Puisi: Malam
Karya: Chairil Anwar

Biodata Chairil Anwar:
  • Chairil Anwar lahir di Medan, pada tanggal 26 Juli 1922.
  • Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, pada tanggal 28 April 1949 (pada usia 26 tahun).
  • Chairil Anwar adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45.
© Sepenuhnya. All rights reserved.