Puisi: Di Dalam Kelam (Karya Amir Hamzah)

Puisi "Di Dalam Kelam" karya Amir Hamzah menggambarkan perasaan kegelapan, perjuangan batin, dan harapan yang menarik.
Di Dalam Kelam


Kembali lagi marak-semarak
jilat melonjak api penyuci
dalam hatiku tumbuh jahanam
terbuka neraka di lapangan swarga.

Api melambai melengkung lurus
merunta ria melidah belah
menghangus debu mengitam belam
buah tenaga bunga suwarga.

Hati firdausi segera sentosa
Murtad merentak melaut topan
Naik kabut mengarang awan
menghalang cuaca nokta utama.

Berjalan aku di dalam kelam
terus lurus moal berhenti
jantung dilebur dalam jahanam
kerongkong hangus kering peteri.

Meminta aku kekasihku sayang;
turunkan hujan embun rahmatmu
biar padam api membelam
semoga pulih pokok percayaku.


Sumber: Nyanyi Sunyi (1937)

Analisis Puisi:
Puisi "Di Dalam Kelam" karya Amir Hamzah adalah karya sastra yang penuh dengan simbolisme dan ekspresi. Puisi ini menggambarkan perasaan kegelapan, perjuangan batin, dan harapan yang menarik.

Gambaran Keadaan Gelap: Puisi ini dimulai dengan gambaran kegelapan dan kemuraman. Penyair menggambarkan perasaan yang mendalam, di mana hatinya tampak tumbuh dan terbuka seperti neraka di tengah lapangan surga. Ini menciptakan kontras yang kuat antara kegelapan dan kecerahan, mencerminkan pertarungan batin yang kuat.

Metafora Api dan Tenaga Bunga Suwarga: Dalam puisi ini, api digambarkan dengan metafora sebagai "penyuci" dan "penyuci" hati penyair. Api ini mewakili semacam pembersihan atau pemurnian yang diharapkan oleh penyair. Selain itu, "tenaga bunga suwarga" menggambarkan potensi yang ada dalam diri penyair, yang mungkin dipicu oleh perjuangan batinnya.

Pencarian Makna dan Kesucian: Puisi ini mencerminkan perjuangan batin penyair untuk mencari makna dalam kegelapan dan kemuraman. Ia mungkin mencari pencerahan atau pemahaman yang lebih dalam tentang eksistensi manusia. Permohonan penyair kepada kekasihnya untuk "turunkan hujan embun rahmatmu" mencerminkan harapan akan pemurnian dan penyelamatan dari kegelapan.

Simbolisme: Puisi ini menggunakan berbagai simbolisme, seperti "neraka di lapangan surga," "api," "tenaga bunga suwarga," "jahanam," "kekasihku sayang," dan "hujan embun rahmatmu," untuk menciptakan lapisan makna yang dalam dalam puisinya. Simbolisme ini membantu menyampaikan perasaan penyair dan konflik batinnya.

Perjuangan Batin: Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan perjuangan batin penyair dalam menghadapi ketidakpastian, kegelapan, dan kemuraman. Puisi ini menciptakan perasaan ketegangan dan kegelisahan, tetapi juga menyiratkan harapan dan pencarian akan pemahaman dan pencerahan.

Puisi "Di Dalam Kelam" karya Amir Hamzah adalah ungkapan perasaan yang mendalam tentang kegelapan, perjuangan batin, dan harapan. Melalui simbolisme dan metafora yang kuat, penyair menciptakan karya sastra yang mengundang pembaca untuk merenungkan makna eksistensi manusia dan perjuangan batin. Puisi ini adalah contoh bagus dari ekspresi dalam bentuk puisi yang sarat makna.

Tengku Amir Hamzah
Puisi: Di Dalam Kelam
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.