Puisi: Sebuah Iring-Iringan (Karya Diah Hadaning)

Puisi: Sebuah Iring-Iringan Karya: Diah Hadaning
Sebuah Iring-Iringan


Perjalanan panjang di celah-celah gunung
memikul keranda hari kemarin
di pucuk langit matahari
biarkan iringan lalu dalam sengatan
tak ada nyanyian lagi, Sarinah, Atun, Umi
tak ada celoteh santri-santri kecil langgar tua
di pucuk hari harapan
biarkan nurani berdialog sendiri
sementara siang membakar cakrawala
hari ini awal penyiksaan kehidupan panjang

Lalu henti di satu ufuk
mana itu tiada orang tahu
timur barat utara selatan
tiada beda dalam rasa
Tuhan mungkin di puncak cakrawala
mungkin di bentang samudra menjaring angin
nabur-nabur rizki pada anak cucu Hawa
lalu keranda makin berat-berat jua
cecep, Udin, Wayan
hari kemarin, hari ini, hari esok
menyatu dalam usungan terbungkuk
menggumpal dalam empedu tanah airku.


Jakarta, Juni 1984

"Puisi: Sebuah Iring-Iringan (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Sebuah Iring-Iringan
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.