Puisi: Doa Pembuka (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Doa Pembuka" karya Ahmadun Yosi Herfanda mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan, keajaiban alam semesta, dan ....
Doa Pembuka

Hanya milik-Mu cahaya pagi hingga senja
dan rahasia kegelapan ketika malam tiba
pada Muhammad Kauanugerahkan kemuliaan
pada Sulaiman Kaulimpahkan keberadaan
Kau tunjukkan keindahanmu melalui Yusuf
dan cinta kasih-Mu melalui Isa
di hati kekasih-Mu sejati pun Kautanam
rahasia kemakrifatan.

Kaujadikan perut burung-burung
kenyang ketika petang
dan lapar kembali ketika pagi
hingga terdengar selalu kicaunya
menghiasi kelompok hari yang terjaga.

Kaujadikan bintang-bintang
selalu bertasbih pada-Mu
Kauciptakan pohon-pohonan
selalu berzikir pada-Mu
O, Allah, anugerahi aku kesetiaan
tanganku menjadi tangan-Mu
kakiku menjadi kaki-Mu
lidahku menjadi lidah-Mu
mataku menjadi mata-Mu
telingaku menjadi telinga-Mu
hatiku menjadi istana-Mu
: bumi dan langit tak mengandungku
tapi hamba berimanku mengandungku.

1989

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:
Puisi sering kali menjadi medium bagi penyair untuk mengekspresikan hubungan spiritual mereka dengan yang Maha Kuasa. "Doa Pembuka" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah contoh yang menarik dari puisi yang mencerminkan keagungan, kebijaksanaan, dan hubungan yang dalam antara manusia dan Tuhan.

Keagungan Tuhan dalam Alam Semesta: Puisi ini menciptakan gambaran tentang keagungan Tuhan yang tercermin dalam keindahan alam semesta. Dari cahaya pagi hingga kegelapan malam, dari keberadaan manusia hingga kehidupan burung-burung dan bintang-bintang di langit, segala sesuatu dipandang sebagai tanda kebesaran dan kemuliaan Tuhan. Penyair mengungkapkan keagungan Tuhan melalui penciptaan-Nya, yang dapat diamati dalam segala aspek kehidupan.

Penghormatan kepada Nabi-Nabi: Dalam puisi ini, penyair menghormati dan mengakui peran besar para nabi, seperti Muhammad, Sulaiman, Yusuf, dan Isa, dalam menyampaikan pesan dan kasih sayang Tuhan kepada umat manusia. Setiap nabi dianggap sebagai pembawa pesan cinta dan kebijaksanaan dari Tuhan kepada umat-Nya.

Hubungan Pribadi dengan Tuhan: Penyair mengungkapkan keinginannya untuk memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan. Melalui metafora yang kuat, seperti menyatakan keinginan agar tangannya menjadi tangan Tuhan, kakinya menjadi kaki Tuhan, dan setiap bagian tubuhnya menjadi bagian dari Tuhan, penyair mengekspresikan kerinduan akan kesetiaan dan ketaatan yang mendalam.

Kesadaran Spiritual dan Keimanan: Puisi ini mencerminkan kesadaran spiritual dan keimanan yang dalam. Penyair menyadari bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan, dan sebagai manusia yang beriman, tugasnya adalah untuk menghormati, menghargai, dan mengabdi kepada-Nya. Puisi menjadi medium untuk mengekspresikan rasa syukur dan ketaatan kepada Sang Pencipta.

Kebesaran Tuhan dan Kecilnya Manusia: Di bagian akhir puisi, penyair menyadari kebesaran Tuhan yang melampaui pemahaman manusia. Meskipun demikian, sebagai hamba yang beriman, penyair bersedia memasrahkan dirinya kepada kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, yang menggambarkan rasa tak terbatasnya akan kecintaan dan kepatuhan kepada-Nya.

Puisi "Doa Pembuka" karya Ahmadun Yosi Herfanda adalah sebuah pengakuan akan keagungan Tuhan, penghargaan kepada para nabi, dan kerinduan akan hubungan spiritual yang mendalam dengan Sang Pencipta. Melalui penggunaan bahasa yang indah dan metafora yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan Tuhan, keajaiban alam semesta, dan pentingnya kesadaran spiritual dalam kehidupan manusia.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Doa Pembuka
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.