Puisi: Perjalanan Laut (Karya D. Zawawi Imron)

Puisi "Perjalanan Laut" mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, alam semesta, dan perjalanan batin yang penuh ...
Perjalanan Laut

Dalam begini, meski bisa 'ku tebak kabut yang besok akan
meledak, renyai musim labuh akan menunggu kuncup bersujud dalam
kelopak.
Hai, camar-camar yang nakal, kenalkah kalian pada merpati
putih milik pertapa?
Bisik-bisik berangkat ke dalam gua, tapi gua itu sepi, ular-
ular pada bernyanyi menuju laut karena wangsit ternyata boneka
cantik yang berisikan bom waktu.
ketika kutulis sajak ini aku tersenyum sendiri karena gagal
meniru teriak gagak.
Lampu-lampu memainkan laut, malam memainkan api, jiwaku yang
berpancang bulan sabit kadang mengambang atas pasang dan
tenggelam dalam surut.

1978

Sumber: Madura, Akulah Darahmu (1999)

Analisis Puisi:
Puisi "Perjalanan Laut" karya D. Zawawi Imron adalah perjalanan emosional dan filosofis yang menggambarkan pengalaman batin penyair dalam menghadapi kehidupan dan alam semesta.

Alam dan Manusia: Puisi ini memperlihatkan hubungan antara alam dan manusia. Alam, dalam hal ini laut, dianggap sebagai metafora bagi kehidupan dan pengalaman manusia. Laut dipandang sebagai simbol perjalanan, misteri, dan kehidupan yang dinamis.

Imaji dan Metafora: Penyair menggunakan imaji-imaji alam seperti kabut, musim labuh, camar, merpati, gua, ular, dan bulan untuk menciptakan suasana yang kaya dan mendalam. Setiap elemen alam dipilih dengan cermat untuk menggambarkan perjalanan spiritual dan emosional yang kompleks.

Kegagalan dalam Meniru: Penyair mengakui kegagalannya dalam meniru suara alam, seperti teriakan gagak. Hal ini menggambarkan keunikan dan keindahan alam yang sulit ditiru atau dipahami sepenuhnya oleh manusia.

Permainan Kontras: Kontras antara lampu-lampu yang memainkan laut dan malam yang memainkan api menciptakan gambaran yang menarik tentang dualitas dan kompleksitas alam semesta. Hal ini juga mencerminkan perjalanan batin penyair yang dipenuhi dengan pertentangan dan ketidakpastian.

Refleksi Diri: Puisi ini juga mencerminkan refleksi diri penyair terhadap pengalaman dan perjalanannya dalam kehidupan. Senyumnya sendiri ketika menulis puisi ini menunjukkan kesadaran akan kegagalan dan keterbatasan dirinya, namun juga penerimaan akan keunikan dan kompleksitas diri.

Melalui penggunaan bahasa yang kaya dan metafora yang mendalam, puisi "Perjalanan Laut" mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, alam semesta, dan perjalanan batin yang penuh dengan keindahan dan misteri.

Puisi D. Zawawi Imron
Puisi: Perjalanan Laut
Karya: D. Zawawi Imron

Biodata D. Zawawi Imron:
  • D. Zawawi Imron lahir pada tanggal 1 Januari 1945 di desa Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.