Puisi: Malam itu Kita Kondangan (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Malam itu Kita Kondangan" karya Joko Pinurbo menggambarkan suasana pernikahan dengan sentuhan humor dan ironi.
Malam itu Kita Kondangan

Malam itu kita pergi kondangan.
Naik andong kehujanan,
kudanya lari kencang:
kling klong kling klong.

Malam sudah sangat larut.
Sudah sangat panas pestanya.
Di dalam rumah banyak tamu asing
lagi asyik main kuda lumping.

Pengantin mengenakan topeng monyet,
duduk mengangkang di pelaminan.
"Selamat kawin, saudara kembar,"
kita ucapkan salam.
"Selamat datang, calon jerangkong,"
sambutnya riang.

Kau terkekeh dan lalu terkenang
melihat potretmu di dinding ruang
lagi meringis dalam gendongan.
"Dia si anak hilang," pengantin
menjelaskan.

Malam itu kita kondangan.
Naik andong kehujanan,
kudanya lari kencang:
kling klong kling klong.

Kita melaju, melenggang
dalam sengkarut ingatan.

1997

Sumber: Celana (1999)

Analisis Puisi:

Puisi "Malam itu Kita Kondangan" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan suasana pernikahan dengan sentuhan humor dan ironi. Melalui penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh dengan gambaran visual yang kuat, Pinurbo menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan, hubungan sosial, dan keberagaman manusia.

Gambaran Realitas Sosial: Puisi ini dibuka dengan gambaran sebuah kondangan, sebuah acara pernikahan yang menjadi ajang pertemuan berbagai kalangan masyarakat. Gambaran ini menciptakan suasana yang hidup dan penuh warna, dengan adanya tamu-tamu asing yang sedang asyik menikmati pertunjukan kuda lumping.

Ironi dan Humor: Dalam suasana yang ceria tersebut, terdapat unsur ironi dan humor yang disampaikan dengan cara yang halus namun tajam. Contohnya adalah pengantin yang mengenakan topeng monyet dan duduk mengangkang di pelaminan, serta ucapan selamat yang disambut dengan salam yang tidak biasa.

Kritik Terhadap Norma Sosial: Meskipun terdapat unsur humor, puisi ini juga menyiratkan sebuah kritik terhadap norma-norma sosial yang ada. Contohnya adalah gambaran tentang pengantin yang menjelaskan bahwa salah satu tamu adalah "si anak hilang", yang mencerminkan stereotip dan prasangka yang seringkali melekat dalam masyarakat.

Penggunaan Bahasa dan Imaji: Penggunaan bahasa yang sederhana namun kuat, serta imaji yang hidup dan khas, membuat puisi ini mudah dipahami namun tetap memberikan kesan yang mendalam. Bunyi-bunyi seperti "kling klong kling klong" menciptakan ritme yang menghidupkan suasana dalam puisi.

Refleksi Kehidupan: Melalui cerita tentang sebuah kondangan, Pinurbo mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kehidupan, hubungan antarmanusia, dan keberagaman dalam masyarakat. Puisi ini memperlihatkan bahwa dalam setiap perayaan, terdapat beragam kisah dan realitas yang mengandung kehidupan.

Secara keseluruhan, puisi "Malam itu Kita Kondangan" adalah sebuah karya sastra yang ceria namun sarat dengan makna. Melalui gambaran realitas sosial, ironi, dan humor, Pinurbo berhasil menyampaikan pesan-pesan yang mendalam tentang kehidupan dan manusia.

"Puisi: Malam Itu Kita Kondangan (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Malam itu Kita Kondangan
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.