Puisi: Mata Sunyi (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Mata Sunyi" karya Joko Pinurbo merenungkan tentang keindahan, spiritualitas, dan kebijaksanaan yang dapat ditemukan dalam mata seseorang.
Mata Sunyi


Tempat terindah
untuk cuci mata
ialah matamu: mata sunyi yang memancar
di balik keriuhan hari-hari dan keramaian kata-kata.

Matamu: rona langit jam lima pagi,
masa kanak yang terlahir kembali,
doa cerah seorang bocah,
kecantikan yang hangat dan rendah hati,
warna hujan di cerlang senja,
lampu tidur yang tak mau tidur,
nyala rindu yang menerangi cinta,
indonesia kecil yang pandai berbahagia.

Matamu: mata air
yang menyembul di rahim waktu
ketika magrib menggema dan pengembara
singgah sejenak membasuh muka, membaca tanda.


2016

Sumber: Buku Latihan Tidur (2017)

Analisis Puisi:
Puisi "Mata Sunyi" karya Joko Pinurbo adalah karya sastra yang merenungkan tentang keindahan mata dan kemampuannya untuk menyiratkan makna yang dalam. Puisi ini menggambarkan mata sebagai jendela ke dalam jiwa dan pengalaman manusia.

Mata sebagai Tempat Terindah: Puisi ini membuka dengan pengakuan bahwa "tempat terindah" untuk cuci mata adalah mata seseorang. Penyair mengangkat mata ke tingkat yang tinggi sebagai sumber keindahan yang tidak hanya estetis tetapi juga spiritual.

Mata Sunyi yang Memancar: Puisi ini menyebut mata sebagai "mata sunyi," yang mengindikasikan bahwa mata ini mungkin memiliki makna yang mendalam dan tenang. Mata tersebut dianggap sebagai sumber kebijaksanaan yang memancar di tengah-tengah keramaian sehari-hari.

Simbolisme Mata: Mata dalam puisi ini digunakan sebagai simbol kebijaksanaan, cahaya, dan keindahan yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Mata dipandang sebagai tempat di mana pengalaman dan perasaan terpancar.

Rona Langit dan Keindahan: Penyair menggambarkan mata tersebut dengan berbagai analogi, seperti "rona langit jam lima pagi," yang menggambarkan keindahan dan kedamaian yang ada dalam mata tersebut. Mata dipandang sebagai sumber cahaya dan keceriaan.

Mata sebagai Doa dan Kecantikan: Mata tersebut digambarkan sebagai "doa cerah seorang bocah" dan sebagai simbol kecantikan yang rendah hati. Ini menunjukkan bahwa mata tersebut tidak hanya memiliki keindahan fisik, tetapi juga keindahan dalam spiritualitas dan kebijaksanaan.

Simbolisme Warna Hujan: Warna hujan yang disebutkan dalam puisi menggambarkan keragaman dan kehidupan yang berkilauan di mata tersebut. Ini menunjukkan bahwa mata adalah tempat di mana pengalaman hidup tercermin.

Mata sebagai Nyala Rindu: Puisi ini menyebutkan bahwa mata tersebut adalah "nyala rindu yang menerangi cinta." Mata dipandang sebagai sumber cinta dan hasrat, dan dalam konteks ini, cinta dianggap sebagai sumber kekuatan dan pencerahan.

ndonesia Kecil yang Pandai Berbahagia: Penyair menggambarkan mata tersebut sebagai "Indonesia kecil yang pandai berbahagia." Ini mencerminkan semangat nasionalisme dan kebahagiaan yang ditemukan dalam mata tersebut, serta rasa bangga terhadap budaya dan identitas Indonesia.

Mata sebagai Mata Air: Akhir puisi menggambarkan mata sebagai "mata air," yang menyiratkan bahwa mata adalah sumber kebijaksanaan dan pemahaman. Mata digambarkan sebagai tempat di mana pengembara dapat menemukan arah dan pemahaman.

Puisi "Mata Sunyi" oleh Joko Pinurbo adalah penghormatan terhadap kekuatan mata sebagai jendela ke dalam jiwa dan pengalaman manusia. Ini adalah karya sastra yang merenungkan tentang keindahan, spiritualitas, dan kebijaksanaan yang dapat ditemukan dalam mata seseorang.

Puisi: Mata Sunyi
Puisi: Mata Sunyi
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.