Puisi: Perempuan Jakarta (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Perempuan Jakarta" karya Joko Pinurbo memberikan pandangan yang kaya dan kompleks terhadap kehidupan perempuan di tengah konteks kota ....
Perempuan Jakarta

Memang tampak cantik ia
dengan celana merah menyala.
Senja berduyun-duyun
mengejar petang mengejar malam.
Pada sebuah billboard masih juga ia bertahan
dengan air mata yang disembunyikan.

Di jalanan para demonstran pesta pora
mengibarkan kata mengibarkan celana.
“Ayo kita sergap dia!”
“Ayo tangkap saya!” ia menantang
sambil ia pamerkan pantatnya yang matang.
Mereka lalu mengepungnya,
ingin meraih wajahnya, meraih sakitnya.

“Rebutlah aku!” ia merayu
dan mereka siap menyerbu.

Perempuan pengembara.
Aku telah lihat ia punya rahasia.
Aku telah lihat tahi lalat kecil di teteknya,
tahi lalat besar di pantatnya.
Aku telah lihat luka yang dalam dan kekal
di sentral tubuhnya.

Memang tambah cantik ia
dengan anggur darah di tangannya.
Kota akan kehilangan dia bila ia tak lagi di sana.


2000

Analisis Puisi:
Puisi "Perempuan Jakarta" karya Joko Pinurbo memberikan pandangan tajam terhadap kehidupan seorang perempuan di tengah hiruk-pikuk Jakarta.

Penampilan sebagai Identitas: Puisi dibuka dengan deskripsi visual perempuan dalam celana merah menyala. Ini menciptakan gambaran kuat tentang identitasnya yang tampak mencolok dan menarik perhatian.

Senja dan Perubahan Waktu: Sentuhan senja yang berduyun-duyun mengejar petang dan malam memberikan dimensi waktu pada puisi. Ini mungkin mencerminkan perjalanan waktu yang tak terelakkan, seiring dengan perjalanan hidup perempuan tersebut.

Billboard dan Realitas Tersembunyi: Perempuan Jakarta disembunyikan di balik air mata pada billboard, mungkin merujuk pada kontras antara citra publik dan realitas pribadinya. Billboard menjadi metafora untuk penyembunyian atau penyamaran identitas sesungguhnya.

Demonstran dan Kebebasan: Puisi menciptakan gambaran demonstran yang mengibarkan celana dan pesta pora di jalanan. Hal ini mungkin melibatkan konsep kebebasan, dan perempuan Jakarta menantang dengan memperlihatkan dirinya sendiri, merayu, dan mengundang bahkan dalam situasi yang mungkin sulit atau berbahaya.

Kontras Masyarakat dan Individualitas: Puisi menciptakan kontras antara masyarakat yang ingin mengepung dan meraih perempuan tersebut, dengan keberanian individualnya yang menantang dan merayu agar direbut. Ini menyoroti tekanan sosial dan keinginan individu untuk mempertahankan identitasnya.

Rahasia dan Kekuatan: Dengan merinci rahasia seperti tahi lalat di tubuhnya, puisi menunjukkan bahwa di balik penampilan fisik yang mencolok, terdapat kekuatan dalam keunikan dan keistimewaannya yang tersembunyi.

Anggur Darah dan Kepergian: Gambaran anggur darah di tangannya mungkin merupakan metafora untuk pengorbanan atau luka dalam hidupnya. Puisi mengisyaratkan bahwa perempuan Jakarta adalah bagian integral dari kota, dan kepergiannya akan meninggalkan kehilangan.

Pengembara dan Identitas Sentral: Kata "perempuan pengembara" memberikan kesan tentang kebebasan dan mobilitas, sementara luka di sentral tubuhnya menyoroti identitas pusat yang mungkin terus membekas dan memengaruhi hidupnya.

Pemusatan pada Kota: Puisi menegaskan bahwa kecantikan perempuan Jakarta bertambah dengan "anggur darah di tangannya", menciptakan citra bahwa kehidupan perempuan tersebut secara terpadu terkait dengan kota Jakarta.

Kehilangan dan Pemisahan: Puisi menutup dengan menyebutkan bahwa kota akan kehilangan perempuan tersebut jika dia tidak lagi berada di sana, menciptakan nuansa perpisahan dan kehilangan yang mungkin terjadi di tengah urbanisasi dan perubahan kota.

Puisi "Perempuan Jakarta" karya Joko Pinurbo memberikan pandangan yang kaya dan kompleks terhadap kehidupan perempuan di tengah konteks kota metropolitan. Dengan pilihan kata yang cermat dan gambaran yang kuat, puisi ini mengeksplorasi berbagai aspek identitas perempuan, tekanan sosial, dan keseharian yang tersembunyi di balik citra publik.

"Puisi: Perempuan Jakarta (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Perempuan Jakarta
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.