Puisi: Sembahyang Rumputan (Karya Ahmadun Yosi Herfanda)

Puisi "Sembahyang Rumputan" karya Ahmadun Yosi Herfanda menciptakan gambaran tentang kesetiaan, penyerahan, dan ketahanan dalam kehidupan, bahkan ...
Sembahyang Rumputan


Walau kaubungkam suara azan
walau kaugusur rumah-rumah Tuhan
aku rumputan takkan berhenti sembahyang
: Inna shalaati wa nusuki
wa mahyaaya wa mamaati
lillahi rabbil 'alamin.

Topan menyapu luas padang
tubuhku bergoyang-goyang
tapi tetap teguh dalam sembahyang
akarku yang mengurat di bumi
tak berhenti mengucap shalawat nabi.

Sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan jiwa dan badan
yang rindu berbaring di pangkuan Tuhan
sembahyangku sembahyang rumputan
sembahyang penyerahan habis-habisan.

Walau kautebang aku
akan tumbuh sebagai rumput baru
walau kaubakar daun-daunku
akan bersemi melebihi dulu
aku rumputan
kekasih Tuhan
di kota-kota disingkirkan
alam memeliharaku subur di hutan.

Aku rumputan
tak pernah lupa sembahyang
: sesungguhnya shalatku dan ibadahku
hidupku dan matiku hanyalah
bagi Allah tuhan sekalian alam.

Pada kambing dan kerbau
daun-daun hijau kupersembahkan
pada tanah akar kupertahankan
agar tak kehilangan asal keberadaan
di bumi terendah aku berada
tapi zikirku menggema
menggetarkan jagat raya
: la ilaaha illalah
muhammadar rasululah.

Aku rumputan kekasih Tuhan
seluruh gerakku adalah sembahyang.


1992

Sumber: Sembahyang Rumputan (1996)

Analisis Puisi:
Puisi adalah bentuk ekspresi sastra yang memungkinkan penyair untuk menyampaikan pemikiran, perasaan, dan pandangan dunia mereka. Dalam puisi "Sembahyang Rumputan" karya Ahmadun Yosi Herfanda, kita disajikan dengan gambaran tentang spiritualitas dalam kehidupan alam, khususnya melalui sudut pandang rumput.

Kehadiran dalam Alam: Puisi ini membuka dengan pernyataan bahwa bahkan ketika suara azan dipadamkan dan rumah-rumah Tuhan dihancurkan, rumput tetap melanjutkan sembahyangnya. Ini menciptakan gambaran tentang ketahanan dan ketabahan alam dalam menjalani peran spiritualnya meskipun lingkungan berubah.

Rumput Sebagai Penyampai Sembahyang: Penyair menggambarkan rumput sebagai penyerahan jiwa dan badan yang merindukan Tuhan. Sembahyang rumputan adalah perwujudan dari perasaan dan tindakan yang tulus dalam mencapai pangkuan Tuhan. Ini menciptakan gambaran tentang bagaimana alam, bahkan yang paling sederhana seperti rumput, memiliki kedalaman spiritual yang tak terlihat oleh mata manusia.

Kekuatan dan Ketahanan dalam Alam: Puisi ini merenungkan kekuatan dan ketahanan alam, di mana meskipun terjadi topan yang mengguncang, rumput tetap teguh dalam sembahyangnya. Ini menciptakan gambaran tentang kekuatan alam yang terus beradaptasi dan bertahan meskipun cobaan yang datang.

Pesan Kesetiaan dan Penyerahan: Penyair menyampaikan pesan tentang kesetiaan dan penyerahan yang mendalam kepada Tuhan. Sembahyang rumputan adalah simbol kesetiaan tanpa pamrih dan penyerahan tanpa syarat kepada Sang Pencipta.

Hubungan dengan Alam: Puisi ini menciptakan gambaran tentang hubungan yang mendalam antara manusia, alam, dan spiritualitas. Alam adalah tempat penyampaian sembahyang dan penyerahan jiwa. Ini menggambarkan bagaimana alam adalah tempat di mana manusia dapat merasakan kedekatan dengan Tuhan.

Puisi "Sembahyang Rumputan" adalah karya yang merenungkan spiritualitas dalam kehidupan alam. Puisi ini menciptakan gambaran tentang kesetiaan, penyerahan, dan ketahanan dalam kehidupan, bahkan dalam kondisi yang penuh cobaan. Ahmadun Yosi Herfanda berhasil menyampaikan pesan tentang hubungan manusia dengan alam dan Tuhan melalui kata-katanya, menciptakan gambaran tentang spiritualitas yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan di alam semesta.

Ahmadun Yosi Herfanda
Puisi: Sembahyang Rumputan
Karya: Ahmadun Yosi Herfanda

Biodata Ahmadun Yosi Herfanda:
  • Ahmadun Yosi Herfanda (kadang ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH) adalah seorang penulis puisi, cerpen, esai, sekaligus berprofesi sebagai jurnalis dan editor berkebangsaan Indonesia yang lahir pada tanggal 17 Januari 1958.
  • Karya-karyanya pernah dimuat di berbagai media-media massa, semisal: Horison, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana, dan Ulumul Qur'an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.