Puisi: Variasi Caruban (Karya Beni Setia)

Puisi "Variasi Caruban" menggambarkan kehidupan pedesaan dengan cara yang puitis dan reflektif. Melalui gambaran alam, siklus kehidupan, dan ...

Variasi Caruban (1)

Bongkahan batu, jalur tanah -
disambung jembatan gantung
jalan makadam mengikat rindu
: galau menunggu panen
rumput di tepi saluran, embik
kambing di dalam lambung
bunga turi dan daun tela disiram
air sambal kacang
bertahun tubuh dipiut, ruh
keriput di tengah usia
di batu-batu tertera huruf-huruf
: di-angon lapar
dan nafas, bagai kentut, membawa
perih asam lambungnya.

Variasi Caruban (2)

Dan kelahiran bertanda liang
lahat: kubur placenta
lantas rentangan panjang lapar
direndam telau keringat
denging tongeret pada dahan
cempedak. kemarau nanar
jalan simpang ke kuburan -
ke jalur pintas. gantung diri
apakah ada reinkarnasi? Jelma
menjadi anjing?
Antara lahir dan mati: lapar
tetap sepanjang usus
ruh gemetar, yang hidup butuh
kenduri, makan serta doa.

2015

Analisis Puisi:

Puisi "Variasi Caruban" karya Beni Setia adalah sebuah pengamatan mendalam tentang kehidupan di desa yang menggambarkan aspek-aspek kehidupan sehari-hari, perubahan, dan pertanyaan filosofis tentang eksistensi manusia.

Gambaran Desa: Puisi ini membawa pembaca ke suasana desa dengan gambaran batu, tanah, jembatan gantung, dan jalan makadam. Ini adalah gambaran visual tentang kehidupan pedesaan yang sederhana namun sarat akan makna.

Hubungan Manusia dengan Alam: Penyair mengeksplorasi hubungan manusia dengan alam melalui gambaran rumput, kambing, bunga turi, dan daun tela yang disiram. Ini menciptakan citra alami yang kaya dan menghidupkan suasana desa.

Simbolisme Batu: Batu menjadi simbol kehidupan yang keras dan penuh dengan beban. Simbolisme huruf yang tertera di batu menunjukkan jejak sejarah dan pengalaman yang tertulis dalam kehidupan.

Kelahiran dan Kematian: Puisi ini mengeksplorasi siklus kehidupan manusia dari kelahiran hingga kematian. Liang lahat dan kubur placenta menciptakan gambaran tentang awal dan akhir kehidupan. Rentangan panjang lapar dan kemarau nanar mencerminkan perjalanan hidup yang keras dan penuh dengan tantangan.

Pertanyaan Filosofis: Penyair mengajukan pertanyaan filosofis tentang eksistensi manusia dan reinkarnasi. Apakah ada kehidupan setelah kematian? Pertanyaan ini menghadirkan lapisan refleksi tentang makna hidup dan kematian dalam konteks kehidupan pedesaan.

Kehidupan Spiritual dan Fisik: Puisi ini merangkum kontras antara kehidupan spiritual dan fisik. Kenduri, makan, dan doa menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari, sementara lapar dan kebutuhan dasar lainnya tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi.

Puisi "Variasi Caruban" adalah sebuah puisi yang menggambarkan kehidupan pedesaan dengan cara yang puitis dan reflektif. Melalui gambaran alam, siklus kehidupan, dan pertanyaan filosofis, penyair menciptakan sebuah karya yang mengundang pembaca untuk merenung tentang makna hidup, kematian, dan eksistensi manusia dalam konteks yang lebih luas.

Beni Setia
Puisi: Variasi Caruban
Karya: Beni Setia

Biodata Beni Setia:
  • Beni Setia lahir pada tanggal 1 Januari 1954 di Soreang, Bandung Selatan, Jawa Barat, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.