Puisi: Ia Bernyanyi dalam Hujan (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Ia Bernyanyi dalam Hujan" karya W.S. Rendra mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan, kematian, dan eksistensi manusia.
Ia Bernyanyi dalam Hujan


Ia bernyanyi di dalam hujan
dan tak seorang tahu
darimana datangnya.
Tak seorang berani nengok
begitu gaib datangnya.
Dimuntahkan dari angin.
Menggembung dari air gelembung.
Ia bernyanyi di malam hujan
entah darimana datangnya.
Burung lepas ditangiskan.
Tangis domba di perut lembah.
Dan air jeruk menetesi
luka daging baru terbuka.
Empedu! Empedu yang pecah!
jarum terhanyut pada darah.
Dan di mulut terkulum
rasa buah-buah logam.
Ia bernyanyi di malam hujan
penyapnya perlahan
terapung bagai gabus
tergantung di sunyi yang bertanya.
Tak seorang tahu datangnya
mayat kere dijumpa pagi hari
perempuan tua dan buta.
Ia bernyanyi di malam hujan
entah dari mana datangnya.
Telah lebih dulu ia tahu
tentang kepergian dirinya.


Sumber: Kisah (November, 1955)

Analisis Puisi:
Puisi "Ia Bernyanyi dalam Hujan" karya W.S. Rendra adalah karya yang penuh dengan simbolisme dan citra kuat. Puisi ini menciptakan atmosfer misterius dan merenung yang mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan dan kematian.

Judul Puisi: Judul "Ia Bernyanyi dalam Hujan" memberikan petunjuk awal tentang tema puisi ini, yaitu seorang individu yang bernyanyi di tengah hujan. Namun, judul ini juga mengandung elemen misterius yang mengundang minat pembaca untuk lebih jauh memahami puisi.

Atmosfer Hujan: Hujan adalah elemen penting dalam puisi ini. Hujan dapat diinterpretasikan sebagai simbol penyucian, pembersihan, atau perubahan. Ketika "Ia bernyanyi di dalam hujan," ini mungkin merujuk pada pencarian makna dalam kehidupan atau proses transformasi.

Identitas yang Tidak Diketahui: Puisi ini menciptakan ketidakjelasan mengenai siapa "Ia" yang sedang bernyanyi di dalam hujan. Tidak ada informasi yang diberikan tentang identitasnya, yang menambah elemen misterius dalam puisi.

Simbolisme: Puisi ini penuh dengan simbolisme. Burung yang dilepaskan dan tangisan domba mewakili makna yang lebih dalam. Mereka dapat dianggap sebagai simbol pembebasan dan penderitaan dalam kehidupan. Air jeruk yang menetes pada "luka daging baru terbuka" menciptakan citra kepedihan dan kehilangan.

Kematian: Motif kematian hadir dalam puisi ini. Referensi terhadap "mayat kere" yang ditemukan pada pagi hari mengeksplorasi tema kematian. Puisi ini menghadirkan pertanyaan tentang bagaimana individu tersebut tahu tentang kepergiannya sendiri, yang dapat diartikan sebagai kesadaran akan kematian.

Bahasa yang Kaya: W.S. Rendra menggunakan bahasa yang kaya dan imaji yang kuat untuk menciptakan gambar-gambar yang memukau. Pilihan kata-kata seperti "mayat kere," "sunyi yang bertanya," dan "rasa buah-buah logam" memberikan kedalaman pada puisi ini.

Tafsiran Bebas: Puisi ini terbuka untuk berbagai tafsiran. Makna dan pesan dalam puisi dapat bervariasi tergantung pada persepsi pembaca. Ini memungkinkan pembaca untuk merenungkan tentang makna kehidupan, kematian, dan eksistensi manusia secara lebih luas.

Puisi "Ia Bernyanyi dalam Hujan" karya W.S. Rendra adalah karya yang sarat dengan simbolisme dan citra. Melalui atmosfer hujan dan elemen misteriusnya, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang makna kehidupan, kematian, dan eksistensi manusia. Dengan bahasa yang kaya dan tafsiran yang terbuka, puisi ini menantang pembaca untuk menyelami kedalaman makna yang tersembunyi di dalamnya.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Ia Bernyanyi dalam Hujan
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.