Puisi: Dari Ibu Seorang Demonstran (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Dari Ibu Seorang Demonstran" karya Taufiq Ismail menggambarkan perasaan cinta, kebanggaan, dan pesan moral seorang ibu kepada anak-anaknya.
Dari Ibu Seorang Demonstran


"Ibu telah merelakan kalian
Untuk berangkat demonstrasi
Karena kalian pergi menyempurnakan
Kemerdekaan negeri ini"

Ya, ibu tahu, mereka tidak menggunakan gada
Atau gas airmata
Tapi langsung peluru tajam
Tapi itulah yang dihadapi
Ayah kalian almarhum
Delapan belas tahun yang lalu

Pergilah pergi, setiap pagi
Setelah dahi dan pipi kalian
Ibu ciumi
Mungkin ini pelukan penghabisan
(Ibu itu menyeka sudut matanya)

Tapi ingatlah, sekali lagi
Jika logam itu memang memuat nama kalian
(Ibu itu tersedu sedan)

Ibu relakan
Tapi jangan di saat terakhir
Kau teriakkan kebencian
Atau dendam kesumat
Pada seseorang
Walapun betapa zalimnya
Orang itu

Niatkanlah menegakkan kalimah Allah
Di atas bumi kita ini
Sebelum kalian melangkah setiap pagi
Sunyi dari dendam dan kebencian
Kemudian lafazkan kesaksian pada Tuhan
Serta rasul kita yang tercinta

Pergilah pergi
Iwan, Ida dan Hadi
Pergilah pergi
Pagi ini

(Mereka telah berpamitan dengan ibu dicinta
Beberapa saat tangannya meraba rambut mereka
Dan berangkatlah mereka bertiga
Tanpa menoleh lagi, tanpa kata‐kata)


1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:
Puisi "Dari Ibu Seorang Demonstran" karya Taufiq Ismail adalah sebuah karya sastra yang penuh dengan perasaan cinta, kebanggaan, dan pesan moral dari seorang ibu kepada anak-anaknya yang berpartisipasi dalam demonstrasi.

Relakan Anak-Anak untuk Demonstrasi: Puisi ini dimulai dengan pernyataan bahwa ibu telah merelakan anak-anaknya untuk berangkat demonstrasi. Ini mencerminkan dukungan ibu terhadap perjuangan anak-anaknya dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan negeri.

Demonstrasi yang Berisiko Tinggi: Dalam puisi ini, dinyatakan bahwa anak-anak tersebut tidak hanya berpartisipasi dalam demonstrasi biasa. Mereka menghadapi risiko yang sangat tinggi, seperti peluru tajam. Ini mencerminkan berani dan tekad besar anak-anak ini dalam berjuang meskipun risiko yang dihadapi sangat besar.

Pengalaman Keluarga: Puisi ini juga mengungkapkan bahwa ayah anak-anak tersebut telah menghadapi nasib serupa delapan belas tahun yang lalu. Hal ini menggambarkan bahwa keluarga ini telah lama terlibat dalam perjuangan dan pengalaman pahit.

Pesan Cinta dan Tidak Membawa Dendam: Salah satu pesan sentral dalam puisi ini adalah pesan dari ibu kepada anak-anaknya agar mereka tidak membawa rasa kebencian atau dendam dalam hati mereka, bahkan pada orang yang telah berbuat zalim. Pesan ini mengajarkan pentingnya menegakkan nilai-nilai kebaikan dan cinta di tengah-tengah perjuangan mereka.

Kesaksian pada Tuhan: Puisi ini mengakhiri dengan pesan tentang pentingnya kesaksian pada Tuhan dan rasul yang tercinta. Hal ini mencerminkan tekad untuk menjalani perjuangan dengan integritas dan moralitas tinggi.

Puisi "Dari Ibu Seorang Demonstran" adalah puisi yang menggambarkan perasaan cinta, kebanggaan, dan pesan moral seorang ibu kepada anak-anaknya yang berpartisipasi dalam demonstrasi berisiko tinggi. Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan kesatuan dalam setiap perjuangan.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Dari Ibu Seorang Demonstran
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.