Puisi: Dewi Sukma Menghidupkan Lagi Mundinglaya di Kusumah (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Dewi Sukma Menghidupkan Lagi Mundinglaya di Kusumah" mengeksplorasi tema kepahlawanan, semangat perjuangan, dan tekad untuk tidak menyerah ...
Dewi Sukma Menghidupkan Lagi
Mundinglaya di Kusumah


Bukankah raden lelaki sejati
Jantan gagah tiada lawan
Jago di bumi, pahlawan di angkasa
Perwira para perwira.

Mengapa kalah oleh Guriang Tujuh
Yang tumbuh dalam tubuh
Yang bersarang dalam jiwa
Yang kan takluk pada tekad.

Bangkitlah, Semangat
'Tuk bertempur, 'tuk berjuang
Jangan takut usia tak lanjut
Jangan kuatir menemu laut.

Bangkitlah, Semangat
Kan bangkit oleh kipasku
Kipas keramat punya nenenda
Sang Pohaci Wiru Mananggay.


1959

Sumber: Surat Cinta Enday Rasidin (1960)

Analisis Puisi:
Puisi "Dewi Sukma Menghidupkan Lagi Mundinglaya di Kusumah" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya yang penuh semangat dan panggilan untuk kebangkitan. Puisi ini mengeksplorasi tema kepahlawanan, semangat perjuangan, dan tekad untuk tidak menyerah di hadapan cobaan.

Kepahlawanan Raden Mundinglaya: Puisi dimulai dengan pujian terhadap keperkasaan Raden Mundinglaya sebagai seorang lelaki sejati, jago di bumi, dan pahlawan di angkasa. Raden Mundinglaya digambarkan sebagai perwira yang gagah berani, dan ini menciptakan citra kepahlawanan yang kuat.

Pertarungan dengan Guriang Tujuh: Meskipun kehebatan Raden Mundinglaya, ia dikisahkan kalah oleh Guriang Tujuh. Guriang Tujuh dianggap sebagai musuh yang bersarang dalam jiwa dan tubuh. Namun, pemilihan untuk tidak menyerah dan bangkit kembali mencerminkan semangat perlawanan yang gigih.

Panggilan Semangat: Terdapat panggilan semangat yang kuat dalam puisi ini, dengan ajakan untuk bangkit, bertempur, dan berjuang. Ini mewakili dorongan untuk tidak pernah menyerah di hadapan kesulitan, bahkan ketika usia tidak lagi muda dan tantangan terasa sulit.

Kipas Keramat dan Pohaci Wiru Mananggay: Penyebutan kipas keramat dan Pohaci Wiru Mananggay menambah dimensi spiritual dalam puisi ini. Kipas keramat yang dimiliki oleh nenenda menjadi simbol kekuatan dan dukungan dalam perjuangan.

Tema Kebangkitan dan Keterhubungan: Puisi mengeksplorasi tema kebangkitan dan keterhubungan dengan alam serta spiritualitas. Kipas keramat dan Pohaci Wiru Mananggay menonjolkan kekuatan spiritual yang dapat menghidupkan kembali semangat dan tekad.

Puisi "Dewi Sukma Menghidupkan Lagi Mundinglaya di Kusumah" adalah panggilan semangat yang menggambarkan perjuangan dan kepahlawanan. Dengan memadukan elemen epik dan spiritualitas, Ajip Rosidi menciptakan puisi yang mendorong pembaca untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan kehidupan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Dewi Sukma Menghidupkan Lagi Mundinglaya di Kusumah
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.