Puisi: Menyimak Rumah Bambu (Karya Diah Hadaning)

Puisi || Menyimak Rumah Bambu || Karya || Diah Hadaning ||
Menyimak Rumah Bambu (1)


Rumah bambu di bantaran Kali Code itu
Muncul dalam siluet dunia maya
Masih simpan getar angin musim hujan
Nopember senja, di antara sengketa
Tergelar tamak loba jauh dari pakem
Kehidupan seharusnya
Adakah kau lihat orang-orang
Seperti bukan lagi manusia.

Kali Code telah lama hilang jernihnya
Seperempat abad lalu senyum usia muda
Mekar di tepinya, tata arah pada langkah
Rumah bambu tahu semua itu
Kenangan tersimpan pada caping
Bukan pada busur panah
Bukan pada mata tombak
Bukan pada mikropon mimbar.

Bogor, November 2003

Menyimak Rumah Bambu (2)


Sesekali simak ulang catatannya
Rekam kasih sayangnya pada pernik kehidupan
Di antara hiruk kaum berkepentingan
Dan macapatan kaum urban

Sesekali simak ulang senyum ikhlasnya
Bias rumah bambu di bantaran
Dia sesungguhnya ruh rumah bambu itu
Denyar-denyar kirim isyarat-isyarat kasih

Tak pamrih, obat purba hidup perih
Lewati lingkar ring road di selatan
Pandangku hitung pohon Jalan Gejayan
Aku mengenangmu, bisikku tertahan.

Yogya, Oktober 2003

Puisi Menyimak Rumah Bambu
Puisi: Menyimak Rumah Bambu
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.