Puisi: Litani Terima Kasih (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Litani Terima Kasih" karya Joko Pinurbo merayakan keindahan dalam hal-hal sederhana seperti hujan, mata malam, kopi, dan orang yang dicintai.
Litani Terima Kasih


Hati hujan yang menenangkan
Terima kasih
Mata malam yang meneduhkan
Terima kasih
Bibir kopi yang menghangatkan
Terima kasih.

Ibu hujan yang mendaraskan rincik-rincik merdu
Terimalah kasihku
Lampu malam yang memancarkan cahaya biru
Terimalah kasihku
Cangkir kopi yang menampung segala rindu
Terimalah kasihku

Hati ibu yang berpendar sepanjang waktu
Aku terima kasihmu
Mata lampu yang menerangi halaman buku
Aku terima kasihmu
Bibir cangkir yang tahu pahit-manisnya bibirku
Aku terima kasihmu

Hujan, malam, kopi, dan kamu
Terima kasih.


2016

Sumber: Buku Latihan Tidur (2017)

Analisis Puisi:
Puisi adalah ekspresi seni yang memungkinkan penyair untuk menyampaikan perasaan, rasa syukur, dan apresiasi dengan kata-kata yang indah dan puitis. "Litani Terima Kasih" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya sastra yang merayakan keindahan dalam hal-hal sederhana.

Tema Puisi: Tema utama dalam puisi ini adalah rasa syukur dan apresiasi terhadap kehidupan sehari-hari. Penyair merayakan keindahan dalam hal-hal sederhana seperti hujan, mata malam, kopi, dan orang yang dicintai. Ini adalah ungkapan rasa syukur atas hal-hal kecil yang seringkali diabaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Gaya Bahasa: Puisi ini menggunakan gaya bahasa yang sederhana dan lugas. Kata-kata yang digunakan oleh penyair sangat jelas dan tidak rumit, menciptakan kesan kejujuran dan ketulusan dalam ungkapan rasa syukur.

Pengulangan: Puisi ini menggunakan pengulangan kata-kata "Terima kasih" dalam beberapa baris, menciptakan ritme yang kuat dan memberikan tekanan pada ekspresi rasa syukur. Pengulangan ini juga menguatkan makna utama puisi.

Personifikasi: Penyair menggunakan personifikasi ketika ia berbicara tentang hati hujan, mata malam, bibir kopi, dan sebagainya. Ini memberikan karakteristik manusia pada unsur-unsur alam dan objek, menciptakan hubungan emosional antara manusia dan alam.

Pujian pada Orang yang Dicintai: Selain merayakan unsur-unsur alam, penyair juga merasa bersyukur atas orang yang dicintai, seperti ibu. Ia menggambarkan hati ibu yang bersinar dan bibir cangkir yang mengerti pahit-manisnya bibirnya. Ini menciptakan gambaran tentang hubungan yang mendalam dan rasa syukur terhadap cinta dan perhatian yang diberikan oleh orang yang dicintai.

Simbolisme: Hujan, malam, kopi, dan orang yang dicintai dalam puisi ini dapat dianggap sebagai simbol kehidupan dan hal-hal yang memberikan kebahagiaan dan penghiburan. Simbolisme ini mendalamkan pesan puisi tentang rasa syukur.

Puisi "Litani Terima Kasih" adalah karya sastra yang singkat namun penuh dengan makna. Joko Pinurbo berhasil mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi terhadap kehidupan sehari-hari dalam cara yang indah dan puitis. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan dalam hal-hal sederhana dan merayakan rasa syukur atas apa yang kita miliki dalam hidup.

Puisi: Litani Terima Kasih
Puisi: Litani Terima Kasih
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.