Puisi: Sepasang Lampu Beca (Karya Sapardi Djoko Damono)

Puisi "Sepasang Lampu Beca" menggambarkan suasana malam yang misterius dan menawarkan refleksi tersirat tentang kehidupan dan kematian.
Sepasang Lampu Beca
(Untuk Isma Sawitri)


Ada sepasang lampu beca bernyanyi lirih di muara gang tengah malam sementara si abang sudah tertidur sebelum gerimis reda.

Mereka harus tetap bernyanyi sebab kalau sunyi tiba-tiba sempurna bunga yang tadi siang tanggal dari keranda lewat itu akan mendadak semerbak dan menyusup ke dalam pori-pori si abang beca lalu mengalir di sela-sela darahnya sehingga ia merasa sedang bertapa dalam sebuah gua digoda oleh seribu
bidadari yang menjemputnya ke suralaya dan hal selamat tinggal dunia.


Sumber: Ayat-Ayat Api (2000)

Analisis Puisi:
Puisi "Sepasang Lampu Beca" karya Sapardi Djoko Damono menampilkan gambaran yang kaya dan misterius.

Keterlibatan Gambaran dan Personifikasi: Puisi ini menciptakan citra dua lampu beca yang 'bernyanyi' di malam hari. Ada suara yang terkesan lembut dan membawa perasaan yang damai. Dengan menaruh karakter manusia pada lampu beca, seperti yang tercermin dalam kata-kata 'bernyanyi', puisi ini memperlihatkan unsur personifikasi.

Kehidupan dalam Suasana Malam: Deskripsi malam yang gelap dan hening, dengan lampu beca yang masih berfungsi, memberikan gambaran sebuah suasana yang penuh misteri. Lampu beca menjadi simbol dalam suasana malam, menyediakan cahaya dan mungkin keamanan di tengah ketenangan malam.

Narasi tentang Kematian: Puisi ini juga menunjukkan sebuah narasi tentang kematian, khususnya terkait dengan si abang beca. Gambaran bunga yang 'tiba-tiba' semerbak ketika si abang tertidur dan lampu beca menyala menandakan momen transisi dari kehidupan ke kematian. Bahkan, ada nuansa spiritual dan metafora tentang 'seribu bidadari yang menjemputnya ke suralaya' yang mencerminkan perjalanan ke alam lain.

Penggambaran Misteri dan Penutupan: Puisi ini menyiratkan aura misteri dan tak terduga yang terungkap dalam cara yang membiarkan pembaca membayangkan lebih banyak hal. Penutupannya memberikan sentuhan yang berkesan, menjadikan puisi ini bukan hanya sebagai deskripsi malam, tetapi juga refleksi tentang kehidupan dan kematian.

Puisi "Sepasang Lampu Beca" karya Sapardi Djoko Damono berhasil menggambarkan suasana malam yang misterius dan menawarkan refleksi tersirat tentang kehidupan dan kematian. Dengan menggambarkan gambaran lampu beca sebagai elemen yang hidup, puisi ini mempertegas kontras antara hidup dan mati, memungkinkan pembaca untuk merenungkan kedalaman dan arti dari cerita ini.

Puisi Sapardi Djoko Damono
Puisi: Sepasang Lampu Beca
Karya: Sapardi Djoko Damono

Biodata Sapardi Djoko Damono:
  • Sapardi Djoko Damono lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.
  • Sapardi Djoko Damono meninggal dunia pada tanggal 19 Juli 2020.
© Sepenuhnya. All rights reserved.