Puisi: Remah (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Remah" karya Taufiq Ismail menggambarkan tentang ketidakpastian, kekhawatiran seorang ibu, dan perjuangan keluarga dalam mencari makanan.
Remah


Di atas truk, dari karung jatuh bertetesan
Di lantai bak, beras di sana-sini berceceran
Cuaca gudang tengah hari atap seng seperti api
Beras tiga genggam dicakar-cakar dengan sapu lidi

Berempat anak di balai-balai duduk
Menjilati piring kaleng hingga terbungkuk
"Jangan sampai ada remah tersisa,"
kata ibu mereka, tadi siang mengais-ngaisnya.


1998

Sumber: Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (1998)

Analisis Puisi:
Puisi "Remah" karya Taufiq Ismail adalah penggambaran sederhana namun dalam tentang keadaan manusia yang hidup dalam keadaan sederhana dan penuh ketidakpastian.

Deskripsi Fisik dan Keadaan Lingkungan: Puisi ini dimulai dengan gambaran lingkungan fisik di sebuah gudang di mana beras tertumpah dari karung di truk. Deskripsi lingkungan memberikan kesan cuaca yang sangat panas dan gerah.

Beras Sebagai Simbol: Beras yang tercecer dan dibentangkan di sekitar gudang adalah simbol penting dalam puisi ini. Beras mewakili sumber makanan dan kehidupan yang sangat penting bagi keluarga dalam puisi ini. Kehadiran beras yang tercecer menunjukkan ketidakpastian dan kerentanan kehidupan, serta ketegangan dalam memastikan bahwa tidak ada "remah" yang tersisa.

Kondisi Keluarga yang Miskin: Gambaran anak-anak yang menjilati piring kaleng hingga terbungkuk memberikan gambaran kehidupan keluarga miskin yang bergantung pada setiap morsel makanan. Kesederhanaan dan kebutuhan dasar menjadi pusat perhatian dalam puisi ini.

Ketidakpastian dan Kekhawatiran Ibu: Puisi ini menciptakan perasaan ketidakpastian dan kekhawatiran ibu yang khawatir tentang makanan keluarganya. Perintah ibu untuk tidak menyisakan "remah" menunjukkan bahwa dalam keadaan sulit seperti ini, setiap butir makanan adalah berharga dan tidak boleh terbuang.

Kesederhanaan: Meskipun puisi ini menggambarkan gambaran yang sederhana, ia mengangkat tema-tema yang mendalam tentang ketidakpastian kehidupan dan kebutuhan dasar manusia. Puisi ini mengingatkan pembaca tentang kenyataan hidup di mana beberapa orang harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Puisi "Remah" oleh Taufiq Ismail adalah sebuah penggambaran tentang kehidupan sederhana dan kondisi masyarakat yang memerlukan perjuangan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Puisi ini menghadirkan gambaran tentang ketidakpastian, kekhawatiran seorang ibu, dan perjuangan keluarga dalam mencari makanan. Meskipun sederhana dalam bahasa dan gambaran, puisi ini menyentuh tema-tema yang mendalam dan relevan tentang manusia dan kebutuhan dasarnya.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Remah
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.