Puisi: Expatriate (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Expatriate" karya Goenawan Mohamad menggambarkan perasaan eksil atau perpisahan dengan tanah air dan identitasnya. Melalui pemakaian imaji ...
Expatriate

Akulah Adam dengan mulut yang sepi
Putra Surgawi
yang damai, terlalu damai
ketika bumi padaku melambai

Detik-detik bening
memutih tengah malam
ketika lembar-lembar asing
terlepas dari buku harian

Dan esoknya terbukalah gapura:
pagi tumbuh dalam kabut yang itu juga
dan aku pergi
dengan senyum usia yang sunyi

Langkah akan bergegas antara pohonan lengang
Bersama bayang-bayang unggas, bersama awan
Sementara arus hari
Menyusup-nyusup indra ini

(Adakah yang lebih tak pasti
selain tanah-kelahiran
yang ditinggalkan pergi
anak tersayang).

1962

Analisis Puisi:

Puisi "Expatriate" karya Goenawan Mohamad menggambarkan perasaan eksil atau perpisahan dengan tanah air dan identitasnya. Melalui pemakaian imaji dan metafora yang kuat, Mohamad menggambarkan pengalaman perpisahan dan eksil secara emosional dan psikologis.

Pengalaman Eksil: Puisi ini mengungkapkan pengalaman seorang "expatriate" atau orang yang hidup di luar tanah airnya, yang merasa terasing dan terpisah dari akar budayanya. Dalam pengalaman ini, ada rasa damai namun juga kekosongan, sebuah kesunyian yang terasa sangat mendalam.

Perasaan Damai Namun Terlalu Damai: Ada kedamaian yang terlalu menyelubungi narator, yang diwakili oleh Adam, seolah-olah dia terlalu tenang di tengah-tengah kesunyian dan kehampaan. Hal ini mencerminkan ketenangan yang bisa dirasakan oleh mereka yang hidup dalam pengasingan, namun juga menyoroti kekosongan batin yang mungkin terjadi dalam pengalaman tersebut.

Pembukaan Gapura dan Keberangkatan: Metafora tentang pembukaan gapura mencerminkan pembukaan akan kesempatan baru, namun juga perpisahan yang tidak pasti dengan tanah air dan segala kenangan yang ada di sana. Keberangkatan yang digambarkan di akhir puisi menyoroti ketidakpastian masa depan dan perjalanan yang akan dihadapi sang narator.

Kesendirian dan Kerinduan: Puisi ini juga mencerminkan kesendirian dan kerinduan akan tanah air, terutama dalam bagian yang menyoroti senyum usia yang sunyi. Ada kesedihan yang tersirat di balik kesunyian dan perpisahan, yang menggambarkan kerinduan yang mendalam akan rumah dan identitas yang ditinggalkan.

Penggunaan Bahasa dan Imaji: Goenawan Mohamad menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang kaya untuk mengekspresikan perasaan eksil dan perpisahan. Metafora seperti "pagi tumbuh dalam kabut yang itu juga" dan "anak tersayang" memberikan kedalaman pada pengalaman narator dan mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dari perpisahan dan eksil.

Secara keseluruhan, puisi "Expatriate" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah puisi yang menggambarkan perasaan eksil, perpisahan, dan kerinduan akan tanah air. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan imaji yang kuat, Mohamad menghadirkan pengalaman emosional yang mendalam bagi pembaca, mengajak mereka untuk merenungkan arti dari perpisahan dan perjalanan hidup yang penuh ketidakpastian.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Expatriate
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.