Puisi: Kwatrin tentang Sebuah Poci (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Kwatrin tentang Sebuah Poci" karya Goenawan Mohamad mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana manusia sering kali mencari makna ...
Kwatrin tentang Sebuah Poci


Pada keramik tanpa nama itu
kulihat kembali wajahmu
Mataku belum tolol, ternyata
untuk sesuatu yang tak ada.

Apa yang berharga pada tanah liat ini
selain separuh ilusi?
Sesuatu yang kelak retak
dan kita membikinnya abadi.


1973

Sumber: Horison (November, 1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Kwatrin tentang Sebuah Poci" karya Goenawan Mohamad adalah pengamatan yang sangat sederhana namun mendalam tentang sebuah poci atau teko yang dibuat dari keramik. Dalam puisi ini, penyair menyajikan pemikiran yang introspektif tentang benda sederhana ini dan maknanya dalam kehidupan manusia.

Objek Sentral: Poci/Keramik: Poci atau teko yang dibuat dari keramik adalah objek sentral dalam puisi ini. Objek ini seolah menjadi simbol kehidupan manusia. Penyair melihat wajah seseorang dalam poci tersebut, yang mencerminkan perasaan nostalgia atau mengingat masa lalu. Namun, ia juga menyadari bahwa poci ini adalah benda tanpa nyawa yang pada akhirnya akan retak dan hancur.

Nostalgia dan Kenangan: Di bait pertama, penyair mengatakan bahwa ia melihat wajahmu dalam poci tersebut. Ini mungkin mengacu pada kenangan atau nostalgia terkait dengan seseorang yang telah meninggalkan jejak dalam hidupnya. Poci menjadi medium untuk merenungkan kenangan tersebut.

Pembedaan Manusia dan Benda: Penyair menggunakan frasa "Mataku belum tolol" untuk menekankan bahwa ia tidak benar-benar mengira bahwa poci tersebut memiliki nyawa atau makna yang mendalam. Poci adalah objek mati yang hanya memiliki makna yang diberikan oleh manusia.

Makna yang Abadi: Meskipun poci tersebut akan mengalami retak dan kerusakan seiring waktu, penyair mencatat bahwa manusia sering kali mencoba membuat sesuatu yang tampak abadi. Ini bisa mencerminkan keinginan manusia untuk meninggalkan jejak atau menciptakan sesuatu yang akan bertahan lama meskipun dalam kenyataannya semuanya akan berakhir.

Pesan Filosofis: Puisi ini menyampaikan pesan filosofis tentang sifat kehidupan dan makna objek-objek dalam kehidupan manusia. Ia mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana kita seringkali melekatkan makna pada benda-benda yang pada akhirnya hanyalah objek mati.

Puisi "Kwatrin tentang Sebuah Poci" adalah contoh bagus dari bagaimana sebuah objek sederhana dapat digunakan untuk merenungkan makna yang lebih mendalam dalam kehidupan manusia. Penyair mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana manusia sering kali mencari makna dalam hal-hal yang sederhana dan fana dalam upaya untuk membuat jejak abadi dalam sejarah.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Kwatrin tentang Sebuah Poci
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.