Puisi: Cari Muatan (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Cari Muatan" menghadirkan gambaran kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan harapan. Ajip Rosidi menggunakan gambaran alam, aktivitas ...
Cari Muatan
Senen Sehabis Hujan


Tanah ditumbuhi lalang dan putus asa
pucat hujan menyisakan malam
dan kelabu langit penghidupan
dari stasion pertemuan pasangan perempuan.

Sinar pudar becak mencari muatan
menemui kami yang hidup malam hari
sebelum jam sebelas berdendang
sebelum itu hidup sudah harus dipenuhi.

Siapa menembus gang menemui kami
memberi kami nafas dan itu tak kami siakan
kami berikan apa yang bisa kami berikan
dan malam pucat menyisakan hujan

di warung kami tertawa bersenda cubitan
sambil mengharap lonjakan tiba-tiba:
'mari!'

Sudah mereka rampas sawah dan rumah kami
dan lelaki kami berangkat tak kembali.

Sebelum sungguh-sungguh kami punah
muka perong gigi ompong tubuh reot
sebelum habis hujan malam dan beserah
lampu becak pudar dan makin pudar.

Lambang pernyataan hadir kami
warna kuning dan merah kesumba membungai bumi.

Di warung kopi ditumpahkan bir ke tenggorokan
dan kami dinyalai harapan kecil
sebelum berdentang sebelas malam
dalam menunggu tak disiakan.

Agar lambang kehadiran kami
bunga biru dan hijau muda memenuhi bumi
membesarkan lampu becak masih menunggu muatan.

Cahaya langit kelabu dan malam pucat
tanah ditumbuhi lalang dan putus asa
dari stasion pertemuan pasangan perempuan.


Sumber: Cari Muatan (1959)

Analisis Puisi:
Puisi "Cari Muatan" karya Ajip Rosidi menggambarkan potret kehidupan masyarakat yang penuh dengan tantangan, harapan, dan keberanian. Dengan menggunakan gambaran alam dan aktivitas sehari-hari, puisi ini menyampaikan pesan yang mendalam tentang perjuangan manusia dalam menghadapi keterbatasan dan kepahitan hidup.

Gambaran Tanah yang Ditumbuhi Lalang dan Putus Asa: Puisi dimulai dengan gambaran tanah yang ditumbuhi lalang dan putus asa. Lalang dan putus asa menjadi metafora dari keadaan yang kurang subur dan kehilangan harapan. Ini menciptakan latar belakang yang suram dan mewakili kesulitan hidup.

Pucat Hujan dan Langit Penghidupan: Puisi melibatkan unsur cuaca dengan menyebutkan "pucat hujan" dan "kelabu langit penghidupan." Ini menciptakan gambaran atmosfer yang suram dan melankolis, menggambarkan tantangan hidup yang tak terhindarkan.

Stasion Pertemuan Pasangan Perempuan: Puisi mengacu pada "stasion pertemuan pasangan perempuan" sebagai tempat di mana berbagai perjuangan dan perasaan manusia terjadi. Ini bisa diartikan sebagai simbol perjalanan hidup, di mana berbagai pertemuan dan kepergian melukis kisah manusia.

Sinar Pudar Becak Mencari Muatan: Sinar pudar becak mencari muatan menciptakan gambaran kegiatan yang mencari dan mengumpulkan beban hidup. Ini dapat diartikan sebagai upaya manusia dalam mencari makna, kebahagiaan, atau harapan di tengah kehidupan yang keras.

Penggambaran Aktivitas Malam Hari dan Warung Kopi: Aktivitas malam hari dan suasana di warung kopi menciptakan gambaran kehidupan masyarakat yang berjuang dan berharap. Tertawa bersama sambil menunggu harapan kecil mencerminkan semangat manusia untuk menemukan keceriaan dan harapan di tengah kegelapan.

Pernyataan tentang Kehidupan yang Sulit: Puisi menyentuh tema kehidupan yang sulit dengan menyebutkan rampasan sawah dan rumah, serta lelaki yang berangkat dan tidak kembali. Ini menciptakan gambaran kepahitan hidup dan perjuangan melawan ketidakadilan.

Lambang dan Harapan: Lambang-lambang seperti warna kuning dan merah kesumba membungai bumi menciptakan citra keberanian dan harapan di tengah penderitaan. Puisi ini juga menyoroti harapan kecil yang tetap menyala meski dalam situasi sulit.

Puisi "Cari Muatan" menghadirkan gambaran kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan harapan. Ajip Rosidi menggunakan gambaran alam, aktivitas sehari-hari, dan lambang-lambang untuk menyampaikan pesan tentang keberanian manusia dalam menghadapi keterbatasan dan mempertahankan harapan di tengah kesulitan. Puisi ini menggugah pemikiran dan emosi pembaca, memberikan refleksi mendalam tentang kompleksitas kehidupan manusia.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Cari Muatan
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.