Puisi: Sebab Dikau (Karya Amir Hamzah)

uisi "Sebab Dikau," Amir Hamzah menggambarkan tentang cinta dan persatuan dua jiwa yang diilustrasikan sebagai boneka dalam pertunjukan wayang.
Sebab Dikau

Kasihkan hidup sebab dikau
Segala kuntum mengoyak kepak
Membunga cinta dalam hatiku
Mewangi sari dalam jantungku.

Hidup seperti mimpi
Laku lakon di layar terkelar
Aku pemimpi lagi penari
Sedar siuman bertukar-tukar.

Maka merupa di datar layar
Wayang warna menayang rasa
Kalbu rindu turut mengikut
Dua sukma esa - mesra.

Aku boneka engkau boneka
Penghibur dalang mengatur tembang
Di layar kembang bertukar pandang
Hanya selagu, sepanjang dendang.

Golek gemilang ditukarnya pula
Aku engkau di kotak terletak
Aku boneka engkau boneka
Penyenang dalang mengarak sajak.

Sumber: Nyanyi Sunyi (1937)

Analisis Puisi:
Dalam puisi "Sebab Dikau," Amir Hamzah menggambarkan tentang cinta dan persatuan dua jiwa yang diilustrasikan sebagai boneka dalam pertunjukan wayang. Puisi ini membahas tentang hubungan yang mendalam dan keindahan cinta yang menghubungkan dua individu.

Pengantar Cinta: Puisi dimulai dengan mengungkapkan bahwa hidup menjadi berarti karena kehadiran orang yang dicintai ("dikau"). Setiap aspek kehidupan penuh dengan keindahan dan makna karena cinta tersebut.

Cinta yang Mendalam: Bait ini menggambarkan cinta sebagai sesuatu yang mengoyak dan mekar seperti kuntum bunga yang membunga. Cinta ini meresap dalam hati dan jantung, memberi rasa harum yang mengisi batin.

Hidup dan Mimpi: Bait ini membandingkan hidup dengan mimpi. Penutur puisi merasa seperti pemimpi dan penari di atas layar (panggung) kehidupan. Hal ini menunjukkan rasa kesadaran bahwa hubungan tersebut memberi makna dan keindahan dalam hidupnya.

Persatuan dan Kekompakan: Puisi ini menggambarkan bahwa persatuan jiwa dan kehadiran "dikau" membentuk ikatan yang kuat dan harmoni. Kalbu penutur puisi merindukan pertemuan ini yang menggambarkan dua jiwa yang bersatu.

Boneka dalam Pertunjukan Wayang: Bait ini menggunakan metafora wayang untuk mengilustrasikan hubungan antara "aku" dan "dikau." Hubungan ini seperti pertunjukan wayang di layar, yang menghadirkan indahnya pertukaran pandang dan perasaan.

Keharmonisan Jiwa: Puisi ini menekankan keharmonisan dua jiwa yang menjadi satu. Penggambaran ini mengandung makna kedekatan dan persatuan yang dalam.

Pesan dan Makna: Puisi "Sebab Dikau" karya Amir Hamzah mengirimkan pesan tentang kekuatan cinta yang mendalam dan meriah. Puisi ini menggambarkan bagaimana cinta dapat mengisi hidup dengan makna dan keindahan, serta menghubungkan dua individu menjadi satu kesatuan yang harmonis.

Gaya Penulisan dan Bahasa: Amir Hamzah menggunakan bahasa yang indah dan metafora yang kuat untuk menggambarkan perasaan cinta dan persatuan. Penggunaan gambaran wayang dan boneka sebagai simbol cinta menambah kedalaman makna puisi.

Konteks Emosional: Puisi ini mengekspresikan perasaan cinta yang mendalam dan keindahan yang dirasakan oleh penutur puisi terhadap "dikau." Terdapat rasa penghormatan dan keterikatan yang sangat kuat.

Puisi "Sebab Dikau" oleh Amir Hamzah adalah sebuah karya yang mengangkat tema cinta dan persatuan. Melalui metafora wayang dan boneka, puisi ini menggambarkan hubungan cinta yang mendalam, keindahan, dan harmoni antara dua individu.

Tengku Amir Hamzah
Puisi: Sebab Dikau
Karya: Amir Hamzah

Biodata Amir Hamzah:
  • Amir Hamzah memiliki nama lengkap Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Putera.
  • Amir Hamzah adalah salah satu sastrawan Indonesia angkatan Pujangga Baru (angkatan '30-an atau angkatan 1933).
  • Amir Hamzah lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Binjai, Langkat, Sumatra Utara.
  • Ayahnya bernama Tengku Muhammad Adil (meninggal dunia pada tahun 1933).
  • Ibunya bernama Tengku Mahjiwa (meninggal dunia pada tahun 1931).
  • Amir Hamzah menikah dengan seorang perempuan bernama Kamiliah pada tanggal 1937. Pernikahan ini tersebut dikaruniai seorang anak bernama Tengku Tahura.
  • Amir Hamzah meninggal dunia pada tanggal 20 Maret 1946.
  • Amir Hamzah adalah salah satu pendiri majalah sastra Pujangga Baru (bersama Sutan Takdir Alisjahbana dan Armijn Pane) pada tahun 1932.
  • Dalam dunia sastra, Amir Hamzah diberi julukan Raja Penyair Zaman Pujangga Baru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.