Puisi: Semak Bakau Catatan Dua (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Semak Bakau Catatan Dua" karya Diah Hadaning menggambarkan perasaan kehilangan dan kesedihan melalui gambaran alam dan pengalaman pribadi.
Semak Bakau Catatan Dua

Aku banyak kehilangan
sewindu ini
katamu sambil menahan
rasa haru tiba-tiba
jadi semak bunga ungu
di sela tulang igamu.

Muara angke 
muara karang
kau susuri diam-diam
kau tetap kehilangan
ketika elegi
kau ubah jadi epigram
pandang suwung jadi buram
muaramu mimpimu
destarmu yang tercabik.

Bogor, Oktober 1995

Analisis Puisi:

Puisi "Semak Bakau Catatan Dua" karya Diah Hadaning menggambarkan perasaan kehilangan dan kesedihan melalui gambaran alam dan pengalaman pribadi.

Simbolisme Semak Bakau: Semak bakau digambarkan sebagai metafora untuk perasaan kehilangan yang tumbuh subur dan meluas di dalam diri penyair. Bakau, yang sering tumbuh di daerah rawa-rawa atau muara sungai, mewakili ketegaran dan ketahanan di tengah kondisi lingkungan yang keras dan berubah-ubah. Dalam puisi ini, semak bakau juga mencerminkan kerapuhan dan kelemahan di dalam diri manusia, yang dapat tumbuh dan menyebar seperti semak yang memenuhi wilayah basah.

Kehilangan dalam Pengalaman Pribadi: Penyair menyampaikan pengalaman pribadinya tentang kehilangan, yang diungkapkan melalui dialog yang dirujuk pada orang yang tercinta. Kata-kata ini menyoroti perasaan kesedihan dan nostalgia, serta konflik batin yang dialami oleh penyair.

Simbolisme Muara: Muara sungai adalah simbol dari pertemuan dua arus, yang bisa diartikan sebagai persimpangan dalam kehidupan. Dalam puisi ini, muara digunakan untuk merepresentasikan titik perubahan atau titik puncak kesedihan dan kehilangan.

Transformasi dari Elegi ke Epigram: Puisi ini menunjukkan perubahan nada dari elegi, yang adalah bentuk puisi yang menyanyikan pujian atau ratapan untuk yang telah meninggal, menjadi epigram, yang sering kali singkat, tajam, dan mengandung kebijaksanaan. Perubahan ini mencerminkan evolusi perasaan dan pemikiran penyair seiring waktu, dari kesedihan yang mendalam menjadi pemahaman yang lebih mendalam tentang kehidupan dan kematian.

Puisi "Semak Bakau Catatan Dua" karya Diah Hadaning adalah puisi yang menggambarkan perasaan kehilangan, kesedihan, dan transformasi. Melalui penggunaan simbolisme alam dan pengalaman pribadi, puisi ini mengeksplorasi tema-tema yang universal tentang keterpurukan dan kesadaran diri. Dengan gaya yang padat dan gambaran yang kuat, puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang arti kehidupan dan perubahan yang tak terelakkan.

"Puisi: Semak Bakau Catatan Dua (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Semak Bakau Catatan Dua
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.