Puisi: Tembang di Atas Perahu (Karya Dorothea Rosa Herliany)

Puisi "Tembang di Atas Perahu" karya Dorothea Rosa Herliany memperlihatkan perjalanan internal seseorang dalam menghadapi kesendirian dan impian ...
Tembang di Atas Perahu

Seperti di atas perahu kecil sendirian
aku terombang-ambing ombak kecil dalam tubuhku
jika aku terlelap, kumimpikan pangeran dengan jubah berderai
dan rambut mengurai beribu kalimat dengusnya yang dusta.
kulihat pancuran dari pedangnya yang panjang dan gagah.
kutiup terompet gairahku dalam tetembangan dari tanah jauh.
alangkah ngelangut. alangkah deras rindu tanpa alamat.
alangkah sunyi dan palsu impian.

Seperti di atas perahu kecil sendirian
aku terjaga. tak teratur napasku. mencari beribu nama
dan alamat. dalam berjuta situs dan bermiliar virus. berbaris
cerita cabul pesan-pesan asmara yang memualkan.

Aku sendirian, seperti lukisan perempuan di depan jendela
: memandang laut biru di batas langit. sambil membendung
badai dan ombak yang mengikis karang-karang.

Februari, 2000

Sumber: Media Indonesia Online (19/03/2000)

Analisis Puisi:

Puisi "Tembang di Atas Perahu" karya Dorothea Rosa Herliany adalah sebuah karya yang memperlihatkan perjalanan internal seseorang dalam menghadapi kesendirian dan impian yang tidak terwujud. Dengan bahasa yang kuat dan gambaran yang mendalam, penyair menggambarkan perasaan kesepian, kerinduan, dan ketidakpastian yang dialami oleh tokoh dalam puisi ini.

Perjalanan Dalam Kesendirian: Puisi ini menggambarkan tokoh sebagai seseorang yang terombang-ambing di atas perahu kecil, melambangkan perjalanan hidupnya yang dilakukan sendirian. Kesendirian ini tercermin dalam gambaran ombak kecil yang menghantam tubuhnya, menciptakan suasana yang sarat dengan ketidakpastian dan ketakutan.

Impian dan Realitas: Penyair menggambarkan bagaimana tokoh terombang-ambing antara impian dan realitas. Saat dia tertidur, dia bermimpi tentang pangeran dengan jubah berderai, namun realitasnya adalah kekosongan dan kesendirian yang menyelimutinya. Impian dan realitas berbenturan dalam puisi ini, menciptakan kontras yang menyedihkan antara harapan dan kenyataan.

Kerinduan dan Kesunyian: Puisi ini juga mencerminkan kerinduan yang mendalam dan kesunyian yang menghantui tokoh. Dia mencari-cari nama dan alamat dalam upaya untuk mengisi kekosongan dan kesepian dalam hidupnya. Namun, dia hanya menemui cerita-cerita cabul dan pesan-pesan asmara yang memualkan, menambahkan lapisan kekecewaan dan keputusasaan dalam perjalanan hidupnya.

Lukisan Perempuan di Depan Jendela: Puisi ini diakhiri dengan gambaran seorang perempuan yang memandang laut biru di batas langit, sementara dia membendung badai dan ombak yang mengikis karang-karang. Ini mungkin merupakan simbol dari kekuatan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam hidup, serta gambaran tentang keindahan dan ketenangan yang dapat ditemukan dalam kesendirian.

Dengan demikian, puisi "Tembang di Atas Perahu" adalah sebuah penggambaran yang menggugah tentang perjalanan internal seseorang dalam menghadapi kesendirian, impian yang tidak terwujud, dan kerinduan yang mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan hidup, serta pentingnya untuk tetap berharap dan mencari makna dalam kesendirian.


Dorothea Rosa Herliany
Puisi: Tembang di Atas Perahu
Karya: Dorothea Rosa Herliany

Biodata Dorothea Rosa Herliany:
  • Dorothea Rosa Herliany lahir pada tanggal 20 Oktober 1963 di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ia adalah seorang penulis (puisi, cerita pendek, esai, dan novel) yang produktif.
  • Dorothea sudah menulis sejak tahun 1985 dan mengirim tulisannya ke berbagai majalah dan surat kabar, antaranya: Horison, Basis, Kompas, Media Indonesia, Sarinah, Suara Pembaharuan, Mutiara, Citra Yogya, Dewan Sastra (Malaysia), Kalam, Republika, Pelita, Pikiran Rakyat, Surabaya Post, Jawa Pos, dan lain sebagainya.
© Sepenuhnya. All rights reserved.