Puisi: Refleksi Seorang Pejuang Tua (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Refleksi Seorang Pejuang Tua" menggambarkan semangat dan kekompakan para pejuang dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Refleksi Seorang Pejuang Tua

Tentara rakyat telah melucuti Kebatilan
Setelah mereka menyimak deru sejarah
Dalam regu perkasa mulailah melangkah
Karena perjuangan pada hari-hari ini
Adalah perjuangan dari kalbu yang murni
Belum pernah kesatuan terasa begini eratnya
Kecuali dua puluh tahun yang lalu.

Mahasiswa telah meninggalkan ruang-kuliahnya
Pelajar muda berlarian ke jalan-jalan raya
Mereka kembali menyeru-nyeru
Nama kau, Kemerdekaan
Seperti dua puluh tahun yang lalu.

Spiral sejarah telah mengantarkan kita
Pada titik ini
Tak ada seorang pun tiran
Sanggup di tengah jalan mengangkat tangan
Dan berseru: Berhenti!

Tidak ada. Dan kalau pun ada
Tidak bisa.

Karena perjuangan pada hari-hari ini
Adalah perjuangan dimulai dari sunyi
Belum pernah kesatuan terasa begini eratnya
Kecuali dua puluh tahun yang lalu.

1966

Sumber: Tirani dan Benteng (1993)

Analisis Puisi:

Puisi "Refleksi Seorang Pejuang Tua" karya Taufiq Ismail menggambarkan perjuangan yang berulang dari masa ke masa, menyoroti semangat dan kebesaran hati para pejuang dalam menghadapi tantangan zaman. Puisi ini mencerminkan pengalaman dan refleksi seorang pejuang tua yang mengingat kembali perjuangan masa lalu dan melihat kesinambungan perjuangan dalam konteks masa kini.

Pembebasan dari Kebatilan: Puisi ini dimulai dengan ungkapan tentang tentara rakyat yang berhasil melucuti kebatilan setelah memahami pelajaran dari sejarah. Ini menggambarkan semangat untuk membebaskan diri dari penindasan dan ketidakadilan yang telah lama menghantui.

Perjuangan yang Berulang: Taufiq Ismail menggambarkan bahwa perjuangan tidaklah terbatas pada satu waktu. Para pejuang, termasuk mahasiswa dan pelajar muda, terus menerus berjuang untuk mempertahankan nilai-nilai kebebasan dan kemerdekaan, seperti yang terjadi dua puluh tahun lalu.

Kekompakan dan Solidaritas: Puisi ini juga menyoroti solidaritas dan kekompakan dalam perjuangan. Penggambaran kesatuan yang erat antara berbagai elemen masyarakat, termasuk tentara rakyat, mahasiswa, dan pelajar, menciptakan citra kesatuan yang kuat dalam menghadapi tirani dan penindasan.

Perjuangan Dimulai dari Sunyi: Taufiq Ismail menekankan bahwa perjuangan tidak selalu dimulai dari sorak-sorai dan pertarungan terbuka. Terkadang, perjuangan dimulai dari kesunyian, dari hati yang teguh, dan dari keyakinan yang kokoh akan kebenaran dan keadilan.

Puisi "Refleksi Seorang Pejuang Tua" menggambarkan semangat dan kekompakan para pejuang dalam menghadapi berbagai tantangan zaman. Melalui pengalaman dan refleksi seorang pejuang tua, Taufiq Ismail mengingatkan bahwa perjuangan untuk kebebasan dan keadilan tidak pernah berhenti, dan kesatuan serta solidaritas dalam perjuangan merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi segala rintangan."

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Refleksi Seorang Pejuang Tua
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.