Puisi: Singa (Karya Taufiq Ismail)

Puisi "Singa" karya Taufiq Ismail mengajak pembaca untuk merenung tentang keberadaan singa di kandang dan mempertanyakan moralitas dan etika ...
Singa


Seekor singa termenung di kandang kebun binatang
Barangkali dia memikirkan nasibnya yang malang
Karena kalau dia tidak dikurung di balik jeriji besi
Pastilah dia mengembara di padang belantara Afrika

Sebenarnya singa itu berkeluarga dengan kucing
Cuma badannya jauh lebih besar, tapi giginya juga runcing
Dan karena dia garang dan suka makan daging
Dia termasuk binatang buas yang berbahaya kalau lepas

Dapatkah engkau membedakan singa jantan dan singa betina?
Singa jantan berbulu lebat tengkuk dan lehernya
Sedangkan singa betina tidak berbulu tengkuk dan lehernya
Serta lebih lincah dalam gerakannya

Singa jantan itu pemalas dan sering tidur kerjanya
Singa betina yang pergi mencari mangsa untuk makanan mereka
Yang jantan itu pengantuk dan kalau menguap lebar betul mulutnya
Tapi kalau meraung di rimba memang sangat menakutkan suaranya.


Sumber: Kenalkan, Saya Hewan (1976)

Analisis Puisi:
Puisi "Singa" karya Taufiq Ismail menghadirkan gambaran singa yang terkurung di kandang kebun binatang. Melalui deskripsi ini, Taufiq Ismail mengajak pembaca untuk merenungkan nasib singa dan memperkenalkan sisi-sisi menarik dari kehidupan hewan ini.

Kondisi Singa dalam Kandang: Puisi dimulai dengan gambaran singa yang termenung di kandang kebun binatang. Deskripsi ini menciptakan atmosfer kesedihan dan penuh refleksi. Singa, sebagai simbol kebebasan dan kegarangan alam liar, terasa terkekang dalam kandang, menimbulkan pertanyaan tentang nasibnya yang malang.

Kontras Kehidupan di Alam Liar dan Penangkaran: Puisi menyajikan kontras antara kehidupan singa di penangkaran dan kehidupan bebasnya di padang belantara Afrika. Taufiq Ismail menyoroti dilema singa yang mungkin harus dikurung untuk menjaga keamanan manusia, sementara seharusnya mereka bebas berkeliaran di habitat aslinya.

Hubungan dengan Kucing dan Karakteristik Singa: Puisi menggambarkan singa sebagai kerabat dari kucing dengan badan yang lebih besar dan gigi yang runcing. Karakteristik singa yang garang dan doyan daging menjadi ciri khasnya sebagai binatang buas. Penggunaan perbandingan dengan kucing menghadirkan sisi akrab dan manusiawi dalam gambaran singa.

Perbedaan Antara Singa Jantan dan Betina: Puisi menjelaskan perbedaan antara singa jantan dan betina, mulai dari bulu lebat di tengkuk dan leher hingga kebiasaan dan gerakan. Taufiq Ismail membawa pembaca untuk mengamati dengan seksama perbedaan yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

Narasi Sehari-hari Singa Jantan dan Betina: Melalui deskripsi tentang kehidupan sehari-hari, puisi menciptakan gambaran singa jantan yang pemalas dan suka tidur, sementara singa betina lebih lincah dan aktif dalam mencari makanan. Narasi ini memberikan dimensi lebih lanjut pada kehidupan dan perilaku singa dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Suara Menakutkan Singa: Puisi diakhiri dengan menggambarkan suara menakutkan singa saat meraung di rimba. Deskripsi ini menciptakan citra kegagahan dan keangkeran singa, menegaskan bahwa meskipun terkurung, kekuatan dan sifat alaminya tetap ada.

Melalui puisi "Singa," Taufiq Ismail memberikan pandangan yang mendalam tentang kehidupan singa, tidak hanya sebagai binatang yang menarik secara fisik tetapi juga sebagai makhluk yang memiliki karakteristik dan kepribadian unik. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang keberadaan singa di kandang dan mempertanyakan moralitas dan etika penangkaran hewan untuk kepentingan manusia.

Puisi Taufiq Ismail
Puisi: Singa
Karya: Taufiq Ismail

Biodata Taufiq Ismail:
  • Taufiq Ismail lahir pada tanggal 25 Juni 1935 di Bukittinggi, Sumatera Barat.
  • Taufiq Ismail adalah salah satu Sastrawan Angkatan '66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.