Puisi: Remang-Remang (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Remang-Remang" karya W.S. Rendra menggambarkan perasaan ketidakpastian, keraguan, dan konflik emosional dalam dirinya.
Remang-Remang


Di jalan remang-remang ada bayangan remang-remang
aku bimbang apa kabut apa orang.
Di langit remang-remang ada satu mata kelabu
aku bimbang apa cinta apa dendam menungguku.

Di padang remang-remang ada kesunyian tanpa hati
aku bimbang malam ini siapa bakal mati.
Di udara remang-remang ada pengkhianatan membayang selalu.
Wahai, betapa remang-remangnya jalan panjang di hatiku.


Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:
Puisi "Remang-Remang" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang mempesona dan penuh dengan nuansa misterius. Dalam puisi ini, penyair dengan mahir memanfaatkan bahasa untuk menciptakan gambaran keadaan yang remang-remang, yang mencerminkan perasaan ketidakpastian, keraguan, dan konflik emosional dalam dirinya.

Atmosfer yang Remang-Remang: Puisi ini memulai dengan deskripsi suasana yang remang-remang di jalan, langit, padang, dan udara. Kata "remang-remang" digunakan berulang kali untuk menciptakan atmosfer yang misterius dan tidak jelas. Ini memberi kesan bahwa penulis berada dalam keadaan ketidakpastian dan kebingungan, tidak tahu apa yang akan datang.

Bayangan dalam Kehidupan: Penyair menyatakan, "ada bayangan remang-remang, aku bimbang apa kabut apa orang." Kata "bayangan" di sini bisa diartikan sebagai representasi dari ketidakpastian dalam hidupnya. Penyair merasa bimbang, tidak tahu apakah yang ada di depannya adalah kabut atau orang. Ini menggambarkan perasaan ketidakjelasan dan kebingungan dalam menghadapi masa depan.

Makna Cinta dan Dendam: Dalam langit yang remang-remang, terdapat "satu mata kelabu." Ini bisa diartikan sebagai simbol cinta atau dendam yang mengintai. Penyair merasa bimbang karena tidak tahu apakah yang menunggunya adalah cinta atau dendam. Ini menggambarkan konflik emosional yang mungkin ada dalam kehidupan seseorang.

Kesunyian yang Menyelubungi: Di padang yang remang-remang, terdapat "kesunyian tanpa hati." Ini menciptakan gambaran kesepian dan hampa. Penyair merasa bimbang karena tidak tahu siapa yang akan mati malam ini. Ini mengingatkan kita akan ketidakpastian hidup dan kematian yang selalu mengintai.

Pengkhianatan dalam Udara: Penyair menyatakan bahwa di udara yang remang-remang, pengkhianatan selalu membayang. Ini menciptakan perasaan tidak aman dan ketidakpercayaan terhadap lingkungan sekitarnya. Pengkhianatan bisa menjadi simbol dari konflik dan intrik dalam kehidupan sosial atau politik.

Jalan Panjang di Hati: Puisi ini diakhiri dengan kata-kata yang menggambarkan jalan panjang di hati penyair yang penuh dengan remang-remang. Ini bisa diartikan sebagai perjalanan hidup yang penuh dengan ketidakpastian dan konflik emosional.

Puisi "Remang-Remang" karya W.S. Rendra adalah karya sastra yang penuh dengan nuansa misterius dan makna mendalam. Melalui penggunaan bahasa yang indah, penyair berhasil menggambarkan perasaan ketidakpastian, keraguan, dan konflik emosional dalam dirinya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan arti dari keadaan remang-remang dalam hidup dan bagaimana kita menghadapinya dengan penuh keyakinan dan ketabahan.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Remang-Remang
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.