Sumber: Horison (Juli, 1990)
Analisis Puisi:
Puisi "Hiroshima, Cintaku" karya Goenawan Mohamad adalah sebuah karya yang kompleks dan penuh dengan makna. Puisi ini tidak hanya mencerminkan keindahan dalam hubungan intim, tetapi juga menyelipkan tema-tema berat seperti sejarah dan tragedi perang, khususnya terkait dengan peristiwa bom atom Hiroshima.
Gaya Bahasa dan Ekspresi Puitis: Puisi ini mencirikan gaya bahasa yang khas dari Goenawan Mohamad. Pemilihan kata yang mengandung keindahan sensual, seperti "saunamu," "lekukkan," dan "lenguh dan peluh," memberikan sentuhan puitis pada deskripsi momen intim antara dua manusia. Gaya bahasa yang sensual dan metaforis menciptakan suasana yang kaya dan menggugah imajinasi pembaca.
Asosiasi dengan Hiroshima: Penyair menggambarkan pertemuan intim ini dengan memulai dengan referensi ke Hiroshima. Pernyataan tentang kelahirannya dan bayangan kesakitan yang masih terasa menciptakan kontras yang kuat dengan keintiman saat ini. Hal ini menunjukkan bahwa cinta mereka, sekalipun penuh keindahan, terakar dalam sejarah penuh penderitaan dan tragedi.
Ruang dan Waktu: Puisi ini bermain dengan konsep ruang dan waktu. Ada penggabungan antara momen-momen intim mereka dengan pembicaraan tentang kejadian sejarah, seperti bom atom dan kelahiran. Ini menciptakan dimensi waktu yang kompleks dan menyoroti kontras antara kenikmatan hidup dan penderitaan sejarah.
Simbolisme dan Metafora: Puisi ini penuh dengan simbolisme. Rasa bahagia dan intim dijelaskan dengan aroma tubuh dan kehangatan saunamu. Namun, dialog tentang kakek yang merupakan seorang komandan Kenpetai menciptakan kontras dramatis. Pilihan kata dan metafora yang digunakan memberikan kedalaman dan banyak lapisan makna pada puisi ini.
Interteksualitas dengan Karya Noh: Referensi terhadap "permainan Noh" juga dapat dianggap sebagai intertekstualitas dengan tradisi teater Jepang yang memiliki makna simbolis dan sering kali berkaitan dengan tema-tema kehidupan dan kematian.
Pertanyaan Eksistensial: Puisi ini menggugah pertanyaan eksistensial tentang kebahagiaan, kenikmatan, dan keterkaitannya dengan sejarah. Penuturan tentang kebahagiaan yang terasa terbatas seperti "malam tinggal separoh dan bulan pelan" memberikan nuansa melankolis dan menyentuh.
Dengan mengombinasikan unsur-unsur tersebut, Goenawan Mohamad menciptakan sebuah puisi yang tak hanya indah secara artistik tetapi juga merangsang pemikiran pembaca terhadap berbagai aspek kehidupan dan sejarah yang dihadapi oleh karakter-karakter dalam puisi ini.
Puisi: Hiroshima, Cintaku
Karya: Goenawan Mohamad
Biodata Goenawan Mohamad:
- Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
- Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.