Puisi: Percakapan dengan Angin (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Percakapan dengan Angin" karya Diah Hadaning menggambarkan suatu percakapan yang dalam antara subjek puisi dengan angin, di mana hubungan ...
Percakapan dengan Angin (1)
di Telaga Kedokan Parang Gupito Wonogiri


ke Kedokan Nok, ke Kedokan
kau basuh debu tubuhmu
kau basuh luka musimmu
kau basuh matahari Wonogiri
(angin kering menyisiri jalan setapak
bekas jejak perawan banyak kehilangan)

Ke telaga tanpa warna
aku Dhenok memotong senja
matahari membakar bianglala
kusembunyikan di celah dada
(siapa memperhatikan suaranya
selain angin bukit kapur tanah leluhur)

Senandungmu lirih
adakah perlambang sedih
telaga kian menyusut
Tuhan tetap Maha Kasih
(angin menggugurkan debu di udara
hinggap pada bulu burung dan angsa)

Ke telaga tanpa warna
kubasuh wajah letih
bunga kecubung Parang Gupito
air telah bercampur lumpur
menjadi boreh dan lulur
air telah bercampur kencing
manusia dan sapi serta segala
kusapa Gustiku Maha Cinta
(di keruh telaga Dhenok mencoba berkaca
musim hanguskan kulitnya) 

Jakarta, September 1987

Percakapan dengan Angin (2)


Ceritakan tentang berita kota
yang membuat hati jelaga dan nafas bara
semusim ini aku tengah ngelangut
kau bawakah nafas anakku
ingin kusatukan dengan nafasku
seperempat abad aku kehilangan dia
musim-musim telah menyembunyikannya
perempuan yang rindang dedaun
aku angin dari silam kurun
di dalam catatan damba anak manusia
yang senantiasa mencari biyungnya.

Bogor, 1995

Analisis Puisi:
Puisi "Percakapan dengan Angin" karya Diah Hadaning menggambarkan suatu percakapan yang dalam antara subjek puisi dengan angin, di mana hubungan antara manusia dan alam serta pergulatan hati dan kehidupan mengemuka. Terdapat kepekaan dan kedalaman dalam percakapan ini, yang membawa pembaca pada perjalanan batin melalui sentuhan alam yang kuat.

Dialog Antara Subjek dan Alam: Puisi ini membawa pembaca ke dalam dialog batin antara subjek puisi (dalam hal ini Dhenok) dengan elemen alam, terutama melalui personifikasi angin. Dialog ini adalah perwakilan dari interaksi manusia dengan alam, menyoroti rasa keterhubungan antara manusia dan unsur-unsur alamiah.

Lingkungan dan Dampaknya pada Emosi Manusia: Diah Hadaning dengan indahnya merangkai dialog yang melibatkan elemen alam dengan gambaran perasaan manusia. Puisi ini menyentuh aspek ketidakpastian, kehilangan, dan perasaan kehilangan seorang anak yang tidak ditemukan. Subjek puisi mencari penyelesaian atau jawaban dari alam, mungkin dalam harapan untuk menemukan kesejatian hidup yang hilang.

Simbolisme Alami dan Kehidupan Manusia: Puisi ini menggambarkan alam sebagai tempat untuk mencari jawaban, menarik paralel dengan kehidupan manusia. Simbolisme dari elemen alam seperti angin, debu, dan telaga memberikan sentuhan pada perjalanan hidup manusia dan pergulatan emosionalnya.

Keberadaan Spiritualitas: Puisi ini mencapai dimensi spiritual dengan merenungkan masa lalu dan kehadiran spiritual, serta mencari jawaban dari alam sebagai elemen transenden.

Puisi "Percakapan dengan Angin" merupakan sebuah puisi yang menggabungkan elemen alam, kehidupan manusia, dan spiritualitas. Melalui dialog yang dalam antara manusia dan alam, puisi ini menciptakan atmosfer yang membangkitkan refleksi dan kontemplasi tentang kehidupan, rasa kehilangan, serta pencarian akan makna hidup yang hilang.

"Puisi: Percakapan dengan Angin  (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Percakapan dengan Angin 
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.