Puisi: Potret Diri (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Potret Diri" menggambarkan dengan kuat kompleksitas emosi manusia, dari cinta yang penuh keindahan hingga dendam yang membara. Metafora yang ..
Potret Diri


Begitu ia melirik arah kota Jakarta
cintanya menyanyi sepanjang malam
dikandungnya dosa pada mata
dendamkan hari berbuahkan warna
merah menyala di sudut kanan:
geram harimau meraung di wajahnya
adalah geram kegemasan.

Begitu ia memandang arah kota Jakarta
malamnya melenguh kehilangan senja
dikandungnya dendam, dikandungnya dalam
wajah yang segera merebah
mendekap mangsa yang kalah: seperti tajam pedang
adalah duri-duri alisnya.


Sumber: Cari Muatan (1959)

Analisis Puisi:
Puisi "Potret Diri" karya Ajip Rosidi menghadirkan gambaran intens dan penuh warna tentang kompleksitas emosi dan pengalaman manusia. Dalam puisi ini, penyair menyajikan potret diri seseorang yang melirik arah kota Jakarta.

Cinta dan Dosa: Pada bait pertama, cinta digambarkan sebagai sesuatu yang menyanyi sepanjang malam. Namun, kecintaan ini dikaitkan dengan dosa pada mata, menciptakan kontrast antara keindahan cinta dan konsekuensi negatifnya.

Dendam dan Warna Merah: Penyair selanjutnya membahas dendam yang dikandung oleh subjek puisi ini. Warna merah yang menyala di sudut kanan menciptakan citra kegeraman dan kemarahan. Geram harimau yang meraung menggambarkan kekuatan dan intensitas emosi yang dirasakan.

Kehilangan Senja dan Dendam: Melihat arah kota Jakarta pada malam hari membuat subjek puisi merasa kehilangan senja. Dendam dikandung dan meresap dalam wajah, menciptakan gambaran gelap dan serius terhadap perasaan dendam yang tumbuh.

Pedang dan Duri-Duri Alis: Metafora seperti "tajam pedang" dan "duri-duri alisnya" digunakan untuk memberikan gambaran tentang kekuatan dan keintiman emosi yang dirasakan oleh subjek puisi. Ini menciptakan kesan bahwa perasaan dendam dan kegeraman itu seperti senjata tajam yang bisa melukai.

Gemerlap Kota dan Pengorbanan Mangsa: Puisi ini menyelipkan gambaran "malamnya melenguh kehilangan senja" yang menciptakan kontrast antara gemerlapnya kota dan perasaan kehilangan. Dendam yang dikandung menjadi sesuatu yang mengancam, seperti pedang yang siap melukai dan merenggut mangsa yang kalah.

Puisi "Potret Diri" menggambarkan dengan kuat kompleksitas emosi manusia, dari cinta yang penuh keindahan hingga dendam yang membara. Metafora yang digunakan menciptakan gambaran yang kuat dan mendalam tentang konflik internal dan eksternal yang dialami oleh subjek puisi. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang berbagai aspek manusia dan kompleksitas perasaan yang mewarnai kehidupan.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Potret Diri
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.