Puisi: Ular (Karya Ajip Rosidi)

Puisi "Ular" karya Ajip Rosidi menggambarkan perasaan ketidaknyamanan, perasaan takut, atau konflik batin yang dialami oleh penulis.
Ular


Ular yang mendesis merisik, dengan warna kulit indah
mengejarku, bahkan sampai dalam mimpi.
Berhenti! kataku. Dan ia menatap patuh, namun gelisah
Tiba-tiba kubaca: namamu terukir pada lidahnya yang terjulur merah.


1971

Sumber: Ular dan Kabut (1973)

Analisis Puisi:
Puisi "Ular" karya Ajip Rosidi adalah sebuah karya sastra yang singkat namun penuh dengan makna dan simbolisme. Dalam puisi ini, penulis menggunakan gambaran ular sebagai metafora untuk menggambarkan beberapa tema dan perasaan.

Ular Sebagai Metafora: Dalam puisi ini, ular digunakan sebagai simbol atau metafora untuk sesuatu yang mengganggu atau menghantui penulis. Ular ini mewakili perasaan atau masalah tertentu yang menghantuinya, dan warna kulit yang indah menunjukkan bahwa sesuatu yang menakutkan bisa saja datang dalam bentuk yang menarik atau menipu.

Mendesis Merisik: Deskripsi mengenai ular yang "mendesis merisik" menciptakan suasana ketegangan dan ancaman. Ini bisa diinterpretasikan sebagai penggambaran perasaan ketidaknyamanan atau rasa takut yang seringkali muncul dalam kehidupan.

Dialog dengan Ular: Dalam puisi ini, terdapat sebuah dialog antara penulis dan ular tersebut. Penulis memerintahkan ular untuk berhenti, dan ular itu patuh namun tetap gelisah. Dialog ini bisa mencerminkan konflik batin atau percakapan internal penulis dengan sesuatu yang membebani pikirannya.

Nama Terukir pada Lidah: Bagian terakhir dari puisi ini mengungkapkan bahwa nama seseorang atau sesuatu yang penting bagi penulis terukir pada lidah ular yang menjulur merah. Ini bisa diartikan sebagai pemahaman bahwa perasaan atau masalah yang dihadapi penulis terkait dengan sesuatu yang sangat pribadi dan berdalam-dalam di dalam dirinya.

Puisi "Ular" adalah contoh yang kuat dari penggunaan simbolisme dalam sastra. Ular digunakan untuk menggambarkan perasaan ketidaknyamanan, perasaan takut, atau konflik batin yang dialami oleh penulis. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan makna simboliknya dan mungkin mengidentifikasi dengan perasaan atau pengalaman serupa dalam hidup mereka sendiri.

Puisi Ajip Rosidi
Puisi: Ular
Karya: Ajip Rosidi

Biodata Ajip Rosidi:
  • Ajip Rosidi lahir pada tanggal 31 Januari 1938 di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat.
  • Ajip Rosidi meninggal dunia pada tanggal 29 Juli 2020 (pada usia 82 tahun) di Magelang, Jawa Tengah.
  • Ajip Rosidi adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.