Puisi: Dokter Mata (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Dokter Mata" karya Joko Pinurbo menggambarkan pengalaman seseorang yang menghadapi masalah mata dan berakhir dengan pertemuan yang ....
Dokter Mata


Belakangan ini saya banyak mendapat gangguan mata.
Apa dan siapa yang saya lihat sering tampak bergoyang.
Bahkan mata saya kadang salah sangka.
Saat bercermin, misalnya, saya merasa bahwa tuan
yang sedang mengagumi saya adalah kenalan lama saya.
Ternyata ia lupa dan mengajak kenalan ulang.

Selain salah lihat, mata saya sering dianggap salah baca.
Saya baca buku, buku bilang salah, baca lagi, salah lagi.
Tak terkecuali buku-buku yang saya tulis sendiri.

Malam ini sakit mata saya makin akut: nyeri, pusing,
berdenyut-denyut. Maka datanglah seorang dokter mata:
"Selamat malam, pasien." Tanpa bicara ia periksa mata saya.
"Dokter, apakah saya harus pakai kacamata?"
"Tidak perlu kacamata. Hanya perlu dicungkil."
Dicungkil? Saya tidak dapat membayangkan mata saya
harus diganti dengan mata buatan atau bekas mata
orang lain. Saya diminta berdoa dan tidur tenang
sementara ia akan menggarap mata saya.

Subuh hari saya terbangun. Dokter mata sudah pergi.
Aneh, semua terasa nyaman dan normal kembali.
Saya segera mendatangi cermin langganan saya
dan saya terkejut tiba-tiba bertemu dengan dokter mata itu.
"Dokter, apakah Anda telah mengganti mata saya?"
"Ah enggak. Aku cuma membersihkan dan merendam
matamu dalam air mataku, kemudian mengembalikannya
seperti semula. Kau pangling dengan matamu?"

"Terima kasih, Dokter." Dan dokter mataku tampak
ingin menangis, tapi ia tidak ingin aku melihat air matanya.


2003

Analisis Puisi:
Puisi "Dokter Mata" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menciptakan ketidakpastian dan merangsang pemikiran pembaca melalui narasi yang menggelitik. Puisi ini menggambarkan pengalaman seorang individu yang menghadapi masalah mata dan berakhir dengan pertemuan yang menarik dengan seorang dokter mata yang misterius.

Ketidakpastian Identitas: Puisi ini memunculkan ketidakpastian seputar identitas karakter utama. Sejak awal, kita melihat bahwa karakter ini merasa bingung tentang apa dan siapa yang dilihatnya. Hal ini menciptakan perasaan ketidaknyamanan dan menantang pemahaman pembaca tentang realitas.

Simbolisme Mata: Mata dalam puisi ini adalah simbol yang kuat. Mata adalah organ penglihatan, tetapi dalam konteks puisi ini, mereka juga dapat diartikan sebagai alat persepsi dan pemahaman. Ketidakpastian dalam penglihatan dan pemahaman karakter mencerminkan ketidakpastian dalam hidup.

Dialog Antara Karakter dan Dokter Mata: Dialog antara karakter dan dokter mata menambah lapisan kompleks dalam puisi ini. Dokter mata ini mewakili aspek spiritual atau penyembuhan dalam kehidupan karakter. Tindakan "merendam mata dalam air mata" dokter mata dapat diartikan sebagai simbol pemurnian atau penyucian.

Ketidakpastian dalam Hidup: Puisi ini menciptakan perasaan ketidakpastian tentang apa yang benar-benar terjadi. Apakah karakter mengalami masalah mata fisik atau pengalaman spiritual yang mengubah pandangan hidupnya? Hal ini mengingatkan pembaca untuk merenungkan ketidakpastian dalam hidup mereka sendiri dan bagaimana pandangan dan pemahaman dapat berubah.

Makna Keseluruhan: Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan konsep identitas, pemahaman, dan pemurnian. Pertanyaan apakah karakter benar-benar memiliki masalah mata atau pengalaman spiritual menghadirkan elemen misteri dan menarik dalam karya ini.

Puisi "Dokter Mata" adalah contoh yang luar biasa dalam menggali makna melalui ketidakpastian. Dengan menghadirkan ketidakjelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi dalam cerita, puisi ini merangsang pemikiran dan mengundang pembaca untuk merenungkan makna yang lebih dalam dalam konteks kehidupan dan identitas.

"Puisi: Dokter Mata (Karya Joko Pinurbo)"
Puisi: Dokter Mata
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.