Puisi: Nenek yang Tersia Bersunyi Diri (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Nenek yang Tersia Bersunyi Diri" menggambarkan kontras antara kesepian dan kegembiraan, perubahan sosial, dan pertemuan singkat yang ....
Nenek yang Tersia Bersunyi Diri


Nenek yang tersia bersunyi diri
bertempat di paling kiri berpaling segala hati
sepi adalah kenalan yang lama
tanpa mengetuk menyampingi lewat jendela.

Dipatahi reranting kering bagai jemarinya
teman beromong malam di tungku berabu
langkahnya sepi bila nuruni jalan batu
mengemis dengan mata, semua datang dari pinta
segala yang tertadah berakhir palingkan muka
makian diperanakkan kejijikan.

Nenek yang tersia bersunyi diri
langkahnya sepi menuruni jalan batu.
Gadis cilik rambut berpita warna bunga
langkahnya dansa menaiki jalan batu.

Keduanya bertemu dengan hati dan mata:
- Selamat pagi, Nenek Tua!
Lalu segala jalanan teduh, rerumput adalah bunga:
- Ah, alangkah manisnya bocah itu
dikatakannya selamat pagi kepadaku!



Sumber: Seni (Juli, 1955)

Analisis Puisi:
Puisi "Nenek yang Tersia Bersunyi Diri" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kontras antara dua tokoh yang mewakili dua fase kehidupan yang berbeda. Puisi ini mengeksplorasi tema kesepian, perubahan sosial, dan perbedaan generasi.

Garis Tema Kesepian: Puisi ini secara sentral menggambarkan tema kesepian yang dialami oleh nenek yang tersia dan berbicara pada diri sendiri. Kesepian ini diperkuat oleh deskripsi tentang bagaimana ia hidup terpisah dari dunia sekitarnya dan menemukan teman dalam keheningan.

Kontras Generasi: Puisi ini menggambarkan kontras antara nenek yang tersia dan seorang gadis cilik. Nenek digambarkan dengan kehidupan yang terasa suram dan penuh keheningan, sementara gadis cilik digambarkan sebagai seseorang yang penuh semangat dan hidup dengan gembira.

Deskripsi Visual yang Kuat: Penulis menggunakan deskripsi visual yang kuat untuk menggambarkan perbedaan antara kedua tokoh ini. Nenek digambarkan sebagai sosok yang tua, dengan reranting kering bagai jemarinya dan langkah yang sepi. Sementara gadis cilik digambarkan sebagai sosok yang penuh energi, dengan rambut berpita warna bunga dan langkah yang menari-nari.

Perubahan Sosial: Puisi ini mencerminkan perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat. Nenek yang tersia mewakili generasi yang lebih tua, yang mungkin terasing oleh perubahan-perubahan dalam kehidupan modern. Gadis cilik mewakili generasi yang lebih muda, yang lebih terbuka terhadap perubahan dan lebih cepat beradaptasi dengan dunia baru.

Perasaan Nenek: Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian nenek yang tersia. Meskipun ia hidup terpisah dari dunia sekitarnya dan tidak memiliki banyak interaksi sosial, ia merasa senang dan berterima kasih ketika seorang gadis cilik menyapanya dengan kata-kata "Selamat pagi." Hal ini mencerminkan betapa pentingnya hubungan sosial dalam mengatasi kesepian.

Resonansi Emosional: Puisi ini memiliki resonansi emosional yang kuat karena banyak orang bisa merelakan diri dalam salah satu karakter dalam puisi ini. Kesepian adalah perasaan universal, dan banyak orang dapat menghubungkan diri dengan perasaan yang dialami oleh nenek yang tersia.

Sirkularitas: Puisi ini juga menciptakan perasaan sirkularitas, di mana kedua tokoh tersebut bertemu di akhir puisi. Hal ini menciptakan kesan bahwa meskipun perbedaan generasi dan pengalaman mereka yang berbeda, pertemuan singkat antara nenek dan gadis cilik menghasilkan momen kecil yang indah.

Puisi "Nenek yang Tersia Bersunyi Diri" adalah sebuah karya sastra yang memukau yang menggambarkan kontras antara kesepian dan kegembiraan, perubahan sosial, dan pertemuan singkat yang memiliki dampak emosional. Dengan bahasa yang kuat dan deskripsi visual yang tajam, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dalam kesepian dan hubungan antar-generasi.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Nenek yang Tersia Bersunyi Diri
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.