Puisi: Spada (Karya W.S. Rendra)

Puisi "Spada" karya W.S. Rendra menggambarkan ketidakpastian, konflik, dan kegelisahan yang mungkin dialami oleh individu dalam hubungan ....
Spada

He, kakak yang berjalan ke timur itu
palingkan kepalamu bongkah batu
kerna dalam gelap yang menelanmu
aku bingung apa kau lakiku!

Ada khianat dan angkuh antara kita
tertahan ku ngejar, bisaku cuma nyapa.
Spada! Hai! Teriak angin di dada. Spada!
Bila kau lelakiku yang serong, berpalinglah kiranya.

Sumber: Empat Kumpulan Sajak (1961)

Analisis Puisi:

Puisi "Spada" karya W.S. Rendra adalah sebuah karya yang penuh dengan emosi, pertanyaan, dan ketidakpastian. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan simbolisme yang mendalam, puisi ini menggambarkan kebingungan dan konflik internal seseorang dalam hubungan antarmanusia.

Konflik Identitas dan Hubungan Manusia: Puisi ini dimulai dengan panggilan kepada "kakak yang berjalan ke timur itu," menyoroti hubungan antara dua individu. "Spada" kemungkinan adalah panggilan kepada individu tersebut, menunjukkan kedekatan emosional atau keakraban di antara mereka. Namun, panggilan ini juga dapat mengekspresikan kebingungan atau ketidakpastian terhadap identitas sang kakak.

Gelap yang Menelan: Kata-kata "gelap yang menelanmu" menciptakan gambaran tentang kegelapan yang menyelimuti dan membingungkan individu yang dimaksudkan. Ini bisa merujuk pada ketidakjelasan dalam hubungan atau bahkan dalam pikiran dan perasaan individu itu sendiri.

Khianat dan Angkuh: Penyair menyatakan adanya "khianat dan angkuh antara kita," menyoroti ketidaksempurnaan dan ketegangan dalam hubungan manusiawi. Ada pertanyaan dan kebingungan tentang motif dan perilaku individu tersebut, yang mungkin telah menimbulkan ketidakpercayaan dan ketidakpastian.

Teriakan Angin di Dada: Metafora "teriak angin di dada" mungkin menggambarkan kegelisahan dan kebingungan batin yang dirasakan oleh penyair. Ini mencerminkan keadaan emosional yang rumit dan tegang yang dialami oleh individu dalam situasi yang tidak pasti.

Pencarian Identitas dan Kepastian: Puisi ini mencerminkan pencarian akan identitas dan kepastian dalam hubungan manusiawi. Ada keinginan untuk menjelaskan, memahami, dan menyelesaikan konflik yang ada, namun kebingungan dan pertanyaan masih menyelimuti.

Dengan penggunaan kata-kata yang sederhana namun kuat, W.S. Rendra berhasil menyampaikan kompleksitas dan kerumitan hubungan manusiawi dalam puisi "Spada". Puisi ini menggambarkan ketidakpastian, konflik, dan kegelisahan yang mungkin dialami oleh individu dalam hubungan interpersonal yang rumit.

Puisi W.S. Rendra
Puisi: Spada
Karya: W.S. Rendra

Biodata W.S. Rendra:
  • W.S. Rendra lahir pada tanggal 7 November 1935 di Surakarta (Solo), Jawa Tengah.
  • W.S. Rendra meninggal dunia pada tanggal 6 Agustus 2009 (pada usia 73 tahun) di Depok, Jawa Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.