Puisi: Cikini (Karya Goenawan Mohamad)

Puisi "Cikini" karya Goenawan Mohamad menciptakan suasana yang mendalam dan mengundang pembaca untuk merenungkan tentang cinta, waktu, dan .....
Cikini


Syahdan, di kedai kembang itu dibelinya ros putih,
dan dituliskannya di secarik kartun: 'Aku
mencintaimu, kekal, seperti kucintai Audrey Hepburn'

Tapi (di sini ia berhenti sebentar, batuk,
menutupkan kerah jaket, dan berkata pada diri
sendiri), kapan tahun tak akan memburuk?

Hidup mungkin sebuah bioskop, tapi tidak di jalan
ini. Cikini tetap terjepit juga di dekat pagi,
ketika gelap tak lagi penuh dari langit,

dan dari stasiun kuning, terang lampu tampak
tirus seperti lewat cadar, dan ambulans menggeletar,
mengirimkan isyarat.

Meski tak menyongsong apa-apa... Ia juga tak akan
berangkat. Ia dan Maut ingin berdua, di utara.


2004

Analisis Puisi:
Puisi "Cikini" karya Goenawan Mohamad adalah karya yang pendek namun penuh dengan nuansa emosi dan refleksi tentang kehidupan, waktu, dan cinta. Puisi ini menciptakan suasana yang mendalam dan introspektif.

Cinta dan Nostalgia: Puisi ini mencerminkan tema cinta dan nostalgia. Tokoh dalam puisi ini membeli bunga ros putih dan menuliskan pesan cinta pada selembar kertas. Pesan cinta ini diarahkan kepada seseorang dengan perbandingan yang kuat, yaitu Audrey Hepburn, yang mungkin merupakan simbol kecantikan dan ketenaran. Puisi ini menggambarkan kerinduan seseorang terhadap cinta yang kekal dan indah seperti dalam impian.

Pertanyaan tentang Waktu: Puisi ini mencerminkan pertanyaan tentang waktu dan perubahan. Tokoh dalam puisi mempertanyakan apakah tahun-tahun mendatang akan membawa hal-hal yang lebih baik atau lebih buruk. Ini mencerminkan pemahaman bahwa waktu adalah faktor penting dalam kehidupan, dan manusia sering kali merenungkan masa depan dan masa lalu.

Gambaran Lokasi: Puisi ini menggambarkan lokasi Cikini, sebuah tempat yang mungkin memiliki makna penting dalam kehidupan tokoh dalam puisi ini. Deskripsi lokasi, seperti kedai kembang dan stasiun kuning, menciptakan latar belakang yang kuat untuk pemikiran dan perasaan tokoh dalam puisi.

Ambivalensi terhadap Kematian: Puisi ini menghadirkan elemen ambivalensi terhadap kematian. Tokoh dalam puisi ini menyebutkan bahwa Cikini tetap ada di pagi hari, dan dia mencatat lampu stasiun kuning dan suara ambulans yang mengirimkan isyarat. Namun, dia juga mencatat bahwa dia dan Maut ingin pergi bersama ke utara, yang dapat diinterpretasikan sebagai keinginan untuk meninggalkan dunia ini bersama kematian.

Kesendirian dan Introspeksi: Meskipun puisi ini mencerminkan cinta dan keinginan untuk bersama, ada juga kesan kesendirian dan introspeksi dalam puisi ini. Tokoh dalam puisi ini tampaknya merenungkan masa lalu dan masa depannya dengan perasaan yang mendalam.

Secara keseluruhan, puisi "Cikini" adalah sebuah karya yang menciptakan suasana yang mendalam dan mengundang pembaca untuk merenungkan tentang cinta, waktu, dan makna hidup. Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun kuat untuk mengungkapkan emosi dan pemikiran tokoh dalam puisi.

Puisi Goenawan Mohamad
Puisi: Cikini
Karya: Goenawan Mohamad

Biodata Goenawan Mohamad:
  • Goenawan Mohamad (nama lengkapnya Goenawan Soesatyo Mohamad) lahir pada tanggal 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah.
  • Goenawan Mohamad adalah salah satu Sastrawan Angkatan 66.
© Sepenuhnya. All rights reserved.