Puisi: Ya Rasulallah (Karya Mustofa Bisri)

Puisi "Ya Rasulallah" karya Mustofa Bisri menggambarkan perjalanan spiritual seorang individu yang merindukan petunjuk, kedekatan, dan cahaya dari ...
Ya Rasulallah

Aku ingin seperti santri berbaju putih
yang tiba-tiba datang menghadapmu
duduk menyentuhkan kedua telapak tangannya di atas paha-pahamu muliamu
lalu aku akan bertanya ya rasulallah
tentang islamku
ya Rasulallah
tentang imanku
ya Rasulallah
tentang ihsanku.

Ya Rasulallah
mulut dan hatiku bersaksi
tiada tuhan selain Allah
dan engkau ya Rasul Utusan Allah
tapi kusembah juga diriku astaghfirullah
dan risalahmu hanya kubaca bagai sejarah
ya Rasulallah
setiap saat jasadku salat
setiap kali tubuhku bersimpuh
diriku jua yang kuingat.
Setiap saat kubaca salawat
setiap kali tak lupa kubaca salam
Assalamu'alaika Ayyuhan Nabiyyu Warahmatullahi Wabarakatuh
salam kepadamu wahai nabi juga rahmat dan berkat Allah
tapi tak pernah kusadari apakah di hadapanku
kau menjawab salamku
bahkan apakah aku menyalamimu
ya Rasulallah
ragaku berpuasa
dan jiwaku kulepas bagai kuda
ya Rasulallah
sekali-kali kubayar zakat dengan niat
dapat balasan kontan dan berlipat
ya rasulallah
aku pernah naik haji
sambil menaikkan gengsi
ya Rasulallah, sudah islamkah aku?

Ya Rasulallah
aku percaya Allah dan sifat-sifat-Nya
aku percaya malaikat
percaya kitab-kitab suci-Nya
percaya nabi-nabi utusan-Nya
aku percaya akherat
percaya qadha-kadar-Nya
seperti yang kucatat
dan kuhafal dari ustad
tapi aku tak tahu
seberapa besar itu mempengaruhi lakuku
ya Rasulallah, sudah imankah aku?

Ya Rasulallah
setiap kudengar panggilan
aku menghadap Allah
tapi apakah Ia menjumpaiku
sedang wajah dan hatiku tak menentu
ya Rasulallah, dapatkah aku berihsan?

Ya Rasulallah
kuingin menatap meski sekejab
wajahmu yang elok mengerlap
setelah sekian lama mataku hanya menangkap gelap.

Ya Rasulallah
kuingin mereguk senyummu yang segar
setelah dahaga di padang kehidupan hambar
hampir membuatku terkapar.

Ya Rasulallah
meski secercah, teteskan padaku
cahyamu
buat bekalku sekali lagi
menghampiri-Nya.

1414 H

Sumber: Pahlawan dan Tikus (1995)

Analisis Puisi:
Puisi "Ya Rasulallah" oleh Mustofa Bisri adalah ungkapan dari seorang individu yang merenungkan hubungannya dengan agamanya, Islam, dan dengan Rasulullah Muhammad SAW. Puisi ini mengeksplorasi kompleksitas iman, ketaatan, dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Nabi.

Rindu Akan Kehadiran Rasulullah: Puisi ini mencerminkan kerinduan dan keinginan yang mendalam untuk bertemu dan mendekatkan diri kepada Rasulullah. Penyair menggambarkan adegan santri berbaju putih yang datang menghadap Nabi, ingin menyentuhkan kedua telapak tangannya dan bertanya tentang agamanya.

Keraguan dan Ketaatan: Penyair juga mengeksplorasi keraguan dalam kepatuhannya terhadap agama dan ajaran Islam. Meskipun ia bersaksi akan keimanan dan melakukan kewajiban seperti salat, puasa, dan haji, ia merasa bahwa imannya masih belum memadai. Ia bertanya kepada Rasulullah tentang Islam, iman, dan ihsan yang ingin ia pahami dengan lebih dalam.

Keinginan untuk Mendapat Petunjuk dan Cahaya: Melalui puisi ini, penyair mencurahkan keinginan untuk mendapatkan petunjuk dan cahaya dari Rasulullah. Ia ingin menatap wajah yang elok dan menikmati senyum yang segar dari Nabi setelah mengalami kegelapan dan dahaga dalam kehidupannya.

Refleksi Pribadi dan Pencarian Makna: Puisi ini mencerminkan proses refleksi pribadi dan pencarian makna spiritual dalam kehidupan seorang Muslim. Penyair menggambarkan perasaan keraguan, keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya, serta keinginan untuk mendapatkan pengertian yang lebih dalam tentang ajaran Islam.

Dengan demikian, puisi "Ya Rasulallah" karya Mustofa Bisri adalah puisi yang menggambarkan perjalanan spiritual seorang individu yang merindukan petunjuk, kedekatan, dan cahaya dari Rasulullah Muhammad SAW, serta mencerminkan kompleksitas hubungan antara manusia dengan agamanya.

Mustofa Bisri
Puisi: Ya Rasulallah
Karya: Mustofa Bisri (Gus Mus)

Biodata Mustofa Bisri:
  • Dr. (H.C.) K.H. Ahmad Mustofa Bisri (sering disapa Gus Mus) lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak buku.
  • Selain menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang handal.
  • Gus Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
© Sepenuhnya. All rights reserved.