Puisi: Samarinda Seberapa Bara (Karya Diah Hadaning)

Puisi "Samarinda Seberapa Bara" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan tentang keadaan dan perasaan di Samarinda, ....
Samarinda Seberapa Bara


Titik akhirnya jadi nyala
garis akhirnya jadi lidah api
mimpimu dihelanya
jadi alas jiwa temaha
engkau menap
engkau menghitung
engkau menanti
berapa lama yang hilang tumbuh kembali
bara hanguskan dada kembara
bara sisakan mimpi Samarinda
bara mengejek anak merdeka
orang-orang masih bisa ketawa
sementara asap telah melapis udara
barangkali dalam bencana
masih dikemas angka-angka
kiranya Mandau telah diganti
jadi kata bakar
dan semuanya jadi api
di seberang Mahakam engkau kelu.


Maret, 1998

Analisis Puisi:
Puisi "Samarinda Seberapa Bara" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan tentang keadaan dan perasaan di Samarinda, sebuah kota di Kalimantan Timur, yang dihadapkan dengan kebakaran dan bencana alam. Puisi ini menyuarakan keprihatinan terhadap keadaan yang sulit dan perjuangan para penduduk untuk tetap bertahan dan berjuang dalam cobaan yang mereka alami.

Metafora Api dan Bencana: Puisi ini menggunakan metafora api dan bencana sebagai simbol dari penderitaan dan krisis yang dialami oleh kota Samarinda. Api dan bencana alam digambarkan sebagai kehancuran dan kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat, serta menjadi representasi dari perasaan kegelisahan dan ketidakpastian.

Perjuangan dan Ketahanan: Puisi ini menyiratkan perjuangan dan ketahanan masyarakat Samarinda dalam menghadapi bencana dan kebakaran yang telah menghanguskan banyak hal. Meskipun mengalami penderitaan, orang-orang di Samarinda tetap bertahan dan menjaga semangat untuk tetap hidup dan berjuang.

Kritik Sosial: Puisi ini juga mencerminkan kritik sosial terhadap ketidakpedulian terhadap bencana alam dan dampaknya. Penggunaan kata-kata seperti "menghina" dan "mengolok-olok" menggambarkan kurangnya rasa empati dan kepedulian terhadap para korban bencana.

Identitas Lokal: Puisi ini juga menonjolkan identitas lokal, di mana Samarinda disebutkan secara khusus sebagai latar cerita dan tempat peristiwa yang digambarkan dalam puisi. Identitas lokal ini menguatkan pesan bahwa masalah dan perjuangan yang digambarkan di dalam puisi adalah hal yang nyata terjadi di suatu tempat dengan sejarah dan kehidupan masyarakatnya sendiri.

Puisi "Samarinda Seberapa Bara" karya Diah Hadaning adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan tentang bencana dan perjuangan di Samarinda. Dengan penggunaan metafora dan permainan kata, puisi ini menyampaikan pesan tentang keadaan sulit dan perjuangan masyarakat dalam menghadapi cobaan. Puisi ini juga menyiratkan kritik sosial terhadap ketidakpedulian dan kurangnya empati terhadap bencana alam. Selain itu, puisi ini menunjukkan identitas lokal dengan menyebutkan kota Samarinda sebagai latar cerita, menegaskan bahwa masalah yang digambarkan adalah nyata dan terjadi di suatu tempat dengan masyarakat dan sejarahnya sendiri.

"Puisi: Samarinda Seberapa Bara (Karya Diah Hadaning)"
Puisi: Samarinda Seberapa Bara
Karya: Diah Hadaning
© Sepenuhnya. All rights reserved.