Puisi: Menanti Kata (Karya Sanusi Pane)

Puisi "Menanti Kata" mengekspresikan kerinduannya untuk menemukan kata-kata yang sempurna dan bermakna, serta harapannya untuk menghasilkan karya ...
Menanti Kata

Aku duduk diam semata,
Membuat batin hening tenang,
Menanti-nanti timbul kata
Dari dalam, bercaya terang.

Hendak direka jadi karangan
Tidak terbanding dengan indahnya,
Akan diberi kepada tunangan,
Penunjuk betapa cinta besarnya.

Berapa datang, semua masih
Tidak sepadan dengan kekasih,
Tidak sampai indah permainya.

Ah, ratuku, 'pabila gerangan
Mendapat kata yang sepadan
Dengan cantik paras adinda.

Sumber: Puspa Mega (1927)

Analisis Puisi:

Puisi "Menanti Kata" karya Sanusi Pane adalah sebuah refleksi tentang proses penciptaan karya sastra, yang melibatkan kesunyian, kontemplasi, dan harapan akan kata-kata yang sempurna. Melalui bait-baitnya, penyair menggambarkan perjalanan jiwa seorang penulis dalam mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikan makna dan perasaannya.

Kesunyian dan Refleksi: Dalam bait pertama, penyair menyatakan keheningan dan kedamaian batin yang dia rasakan saat dia menunggu kata-kata muncul dalam pikirannya. Kesunyian ini adalah saat-saat refleksi yang penting bagi seorang penulis untuk menyusun kata-kata menjadi karya yang bermakna.

Antisipasi dan Keinginan untuk Berkarya: Penyair menunggu dengan antisipasi yang besar akan munculnya kata-kata yang tepat dan bermakna. Ada harapan yang kuat bahwa kata-kata ini akan menjadi karangan yang indah dan bermakna, sesuatu yang akan dia berikan kepada "tunangan" atau pembaca potensialnya. Hal ini menunjukkan pentingnya proses kreatif dan harapan penyair untuk menghasilkan karya yang berharga.

Rasa Tidak Puas dan Harapan: Meskipun penyair menunggu dengan penuh harapan, dia juga merasa tidak puas dengan kata-kata yang telah datang. Dia menyadari bahwa kata-kata yang dia temukan belum mencapai keindahan dan keagungan yang dia inginkan. Namun, dia tetap berharap bahwa suatu hari nanti akan menemukan kata-kata yang sempurna yang sepadan dengan kecantikan yang dia bayangkan.

Puisi "Menanti Kata" adalah sebuah penggambaran yang indah tentang proses penciptaan sastra. Penyair dengan indah mengekspresikan kerinduannya untuk menemukan kata-kata yang sempurna dan bermakna, serta harapannya untuk menghasilkan karya yang indah dan bermakna. Puisi ini mengajak pembaca untuk memahami kompleksitas proses kreatif dan harapan yang menyertainya.

Sanusi Pane
Puisi: Menanti Kata
Karya: Sanusi Pane

Biodata Sanusi Pane:
  • Sanusi Pane lahir pada tanggal 1 Agustus 1905 di Sungai Puar, Sumatra Barat, Indonesia.
  • Ia adalah seorang sastrawan, politisi, dan intelektual Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam dunia sastra Indonesia pada pertengahan abad ke-20.
  • Sanusi Pane meninggal dunia pada tanggal 2 April 1968 2 Januari 1968 (pada usia 62) di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.